Daftar Isi
4 min read

5 Alasan Seven Eleven Tutup Bisnisnya di Indonesia, Kok Bisa?

Tayang 11 Mar 2025
Diperbarui 14 Mar 2025
Key Takeaways

Kenapa Banyak Bisnis Bisa Gagal?

  • Pengertian alasan bisnis tutup: Banyak bisnis yang gagal bertahan akibat kurangnya perencanaan keuangan, pengelolaan sumber daya yang buruk, dan strategi yang tidak tepat.

  • Masalah arus kas: Bisnis yang kesulitan mengelola arus kas cenderung mengalami kesulitan finansial dan akhirnya tutup.

  • Kurangnya adaptasi dengan pasar: Bisnis yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan pasar atau kebutuhan konsumen berisiko untuk gagal.

  • Manajemen yang buruk: Pengelolaan bisnis yang tidak efektif atau tidak efisien dapat menyebabkan kebangkrutan dan penutupan usaha.

Siapa yang tidak kenal dengan Sevel atau Seven Eleven? Sebuah Bisnis convenience store dari PT. Modern Sevel Indonesia yang telah eksis di Indonesia sejak tahun 2009 yang tutup bisnisnya pada 2017.

Dalam kancah bisnis di industri convenience store, bisa dibilang kalau Seven Eleven ini adalah pelopor convenience store pertama di Indonesia yang juga kini telah diikuti oleh beberapa kompetitor lainnya.

Sebagai salah satu convenience store ternama yang pernah ada di Indonesia, Seven Eleven telah memberikan berbagai kenyamanan bagi pelanggannya, salah satu yang mungkin tidak akan kita lupakan adalah dengan memberikan jaringan Internet gratis untuk pelanggan setianya.

Oleh karena itu, Sevel Eleven selalu diramaikan oleh pengunjung mulai dari pelajar, mahasisiwa, hingga orang-orang kantoran.

Tutup Pembukuan Anda, Buka Catatan Keuangan Baru!

Namun, pada Tanggal 30 Juni 2017, Seven Eleven telah resmi menutup seluruh gerainya di Indonesia karena beberapa alasan.

Salah satu alasan dari penutupan gerainya ini adalah keterbatasan sumber daya yang mereka miliki untuk menunjang kegiatan operasional toko. Lalu, sebenarnya apa saja alasan utama rungkadnya Seven Eleven dari Indonesia?

1. Persaingan yang Ketat

Persaingan yang ketat dalam industri convenience store terlebih di Indonesia, kemudian menjadikan 7-Eleven berada pada ujung tanduknya.

Meskipun salah satu pelopor dari convenience store di Indonesia, tetap saja kita tak bisa memungkiri bahwa penawaran yang diberikan oleh para kompetitornya pun tak kalah menggiurkan.

Hal inilah kemudian yang membuat para konsumen mulai beralih ke minimarket yang lebih ramah di kantong dan kebutuhan mereka.

2. Model Bisnis yangTidak Efektif

Konsep sebuah minimarket yang juga meyediakan makanan cepat ala restoran cepat saji dianggap belum cocok pada tren dan kebutuhan daya beli konsumen pada saat itu di tahun 2017.

Meskipun ada permintaan untuk makanan cepat saji, model bisnis dari 7-Eleven tersebut dirasa kurang menarik dibandingkan dengan minimarket lain yang menawarkan harga lebih terjangkau, dengan produk yang lebih sesuai dengan kebiasaan belanja lokal.

Namun jika kita melihat industri saat ini, justru semakin banyak dari pelaku usaha minimarket tersebut yang berlomba-lomba menyediakan makanan cepat saji, minuman, bahkan kopi lengkap dengan tempat duduk ala coffe shop.

Barangkali, 7-Eleven memang terlalu cepat mengenalkan konsep gaya baru tersebut di Indonesia, sedangkan market Indonesia kadang memang berjalan lebih lambat dibanding dari yang ada di luar negeri.

Mungkin 7-Eleven bisa coba comeback lagi? Sepertinya sekarang market sudah lebih siap.

Baca Juga: 7 Model Bisnis untuk Meningkatkan Performa Perusahaan

3. Kurang Penyesuaian dengan Harga dan Lokasi

Banyak gerai 7-Eleven ini letaknya berada di kawasan perkotaan yang sudah sangat padat dengan minimarket lain (Indomaret, Alfamart, dll.) sehingga persaingan semakin sulit.

Ditambah lagi, 7-Eleven seringkali membuka gerainya di lokasi yang tidak cukup strategis untuk menarik konsumen tetap.

Imbasnya, harga jadi sedikit lebih mahal dibanding para kompetitor lainnya, dan lokasi juga relatif berdekatan.

Baca Juga: 4 Faktor Salah Pilih Lokasi, Bikin Bisnis Gigit Jari

4. Terlalu Cepat Ekspansi di Awal

Chandra Wijaya selaku Direktur Keuangan Modern Internasional menyadari bahwa ekspansi gerai 7-Eleven di awal dilakukan terlalu cepat di Indonesia.

Ekspansi yang dilakukan oleh 7-Eleven sejatinya dibiayai oleh pinjaman. Sehingga dana yang seharusnya dapat digunakan untuk operasional bisnis justru malah dipakai untuk membayar pinjaman beserta bunga yang jumlahnya sangat signifikan.

5. Tutupnya Bisnis Biaya Operasional Berlebih

Sebelum memulai bisnisnya, 7-Eleven telah melakukan pembayaran sewa tempat untuk 5-10 tahun ke depan, di mana biaya tersebut telah mereka bayarkan di muka. Tak hanya itu, 7-Eleven juga melakukan renovasi besar-besaran untuk mengikuti standar 7-Eleven Inc.

Hal ini tentu memberikan dampak negatif bagi arus kas saat menyiapkan jurnal penutup perusahaan, yaitu modal yang seharusnya menggunakan untuk biaya operasional perusahaan justru terpakai di awal untuk biaya sewa yang seharusnya dapat membayarkan per bulan atau per tahun.

Baca juga: Cara Membuat Jurnal Penutup Lengkap dengan Contoh!

Beban biaya operasional kemudian jadi membengkak dalam laporan keuangan 7-Eleven saat itu.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian MDRN pada kuartal 1 2017, 7-Eleven mengalami kerugian hingga Rp447,9 miliar. Di mana pada kuartal 1 2016, 7-Eleven masih mendapatkan laba sebesar Rp21,3 miliar.

Melansir dari KOMPAS, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengaku bahwa pada lebaran 2017 lalu telah terjadi penurunan daya beli masyarakat yang menyebabkan oleh pola konsumsi masyarakat yang semakin cerdas dalam menggunakan uangnya.

Ditambah lagi kompetitor 7-Eleven yang semakin menyebar dan menawarkan bisnis serupa dengan harga yang lebih murah. Hal ini semakin membuat 7-Eleven ditinggalkan oleh pelanggannya.

Cegah Bangkrutnya Bisnis Anda, Saatnya Gunakan Mekari Jurnal

Maka agar kejadian tersebut tidak kembali terulang lagi pada bisnis Anda, sebaiknya gunkanan bantuan software akuntansi online seperti Mekari Jurnal untuk mejaga performa bisnis tetap stabil.

Banyak fitur akuntansi yang dapat memudahkan pengelolaan bisnis Anda, sehingga tentunya sangat berguna untuk dalam menyusun laporan keuangan dan sebagainya.

Daftarkan bisnis Anda di Mekari Jurnal sekarang juga!

Kategori : Business Management

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami