Daftar Isi

Metode Biaya Persediaan: Pengertian, Jenis, dan Panduan

Tayang 22 Jul 2018
Diperbarui 20 Mar 2025
Key Highlights
  • Metode biaya persediaan merupakan langkah penting bagi perusahaan dagang dan manufaktur, yang bertujuan sebagai penentuan biaya yang mempengaruhi laporan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis.
  • Jenis metode persediaan pertama, FIFO atau First in First Out, barang yang pertama kali dibeli, dijual terlebih dahulu. Cocok untuk produk yang mudah rusak atau memiliki masa simpan terbatas.
  • Kedua, metode LIFO atau Last in First out, barang yang terakhir dibeli, dijual terlebih dahulu. Metode ini dapat mengurangi beban pajak saat harga barang meningkat, namun tidak diizinkan dalam standar akuntansi internasional (IFRS).
  • Ketiga, metode Average, biaya per unit dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari total biaya persediaan yang tersedia. Cocok untuk bisnis dengan jenis produk yang homogen.
  • Pemilihan metode penentuan biaya persediaan mempengaruhi harga pokok penjualan, laba kotor, dan nilai persediaan akhir, yang pada gilirannya mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.

Metode apa saja yang digunakan sebagai cara untuk menentukan biaya persediaan? Blog Mekari Jurnal akan membahasnya, jadi baca terus ya!

Perusahaan jasa seperti kantor konsultan pajak, kantor akuntan publik pada umumnya tidak memiliki persediaan.

Sebaliknya bagi perusahaan dagang dan manufaktur, persediaan menjadi salah satu aset terpenting.

Hal ini dikarenakan seluruh pendapatannya diperoleh dari penjualan barang yang berasal dari persediaan.

Oleh sebab itu, tidak heran jika pihak manajemen perusahaan dagang dan manufaktur sangat mementingkan perencanaan dan pengendalian persediaan.

Selain itu, beberapa pengguna laporan keuangan juga membutuhkan informasi tentang persediaan untuk membuat keputusan seperti keputusan investasi, atau keputusan ekonomi lain.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai metode persediaan dan cara menentukan biaya persediaan.

Permudah pengelolaan inventori dan stok barang dengan Mekari Jurnal. Buktikan dengan coba gratis Mekari Jurnal sekarang!

Apa itu Persediaan?

Menurut Harnanto (2002), persediaan adalah semua barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsi dalam operasi normal perusahaan.

Cara Memperoleh Persediaan Barang

Perusahaan dagang memperoleh persediaan dengan cara membeli barang jadi yang siap dijual kembali secara langsung.

Sementara perusahaan manufaktur mendapatkan persediaan dengan cara memproduksi sendiri.

Sehingga perusahaan manufaktur akan mengeluarkan biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Biaya overhead adalah biaya yang tidak terlibat secara langsung pada produksi suatu barang.

Jenis Penggolongan Persediaan Perusahaan

Sebelum kita masuk ke bagian metode biaya persediaan, ada baiknya memahami terlebih dahulu penggolongannya.

Penggolongan Persediaan Perusahaan Dagang

Bagi perusahaan dagang yang bisnisnya adalah membeli dan menjual kembali barang dagangan, pada umumnya persediaan digolongkan menjadi 2 yaitu:

  • Persediaan barang dagangan, barang-barang ini secara fisik tidak akan berubah sampai dengan barang tersebut dijual.
  • Persediaan lain-lain, barang-barang ini dipakai dalam jangka waktu yang pendek dan biasanya akan dibebankan sebagai beban administrasi dan umum atau biasanya juga sebagai beban pemasaran.

Baca juga: Cara Manajemen Persediaan Barang

Penggolongan Persediaan Perusahaan Manufaktur

Berbeda dengan perusahaan dagang, perusahaan manufaktur yang bisnisnya mengubah bahan baku menjadi barang jadi, pada umumnya persediaan diklasifikasikan menjadi:

  • Persediaan bahan baku, yaitu barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk diolah.
  • Persediaan produk dalam proses, yaitu barang yang masih dalam pengerjaan dan membutuhkan pengerjaan lebih lanjut.
  • Persediaan produk jadi, adalah barang yang sudah selesai diolah dan siap dijual.
  • Persediaan bahan penolong, meliputi barang-barang yang dimiliki untuk keperluan produksi, tetapi bukan merupakan bahan baku untuk membuat produk jadi.
  • Persediaan lain-lain.

Jenis Metode Biaya Persediaan

Berikut merupakan metode apa saja yang dapat Anda gunakan untuk menentukan biaya persediaan.

1. Metode FIFO (First In First Out)

Seperti namanya First In First Out, pada metode FIFO barang yang dibeli pertama kali adalah barang pertama akan dijual.

Metode ini sesuai dengan arus biaya aktual (cash flow). Metode FIFO merupakan metode yang paling umum digunakan dalam penilaian persediaan.

Pada metode FIFO, persediaan barang yang akan keluar untuk kegiatan produksi nilainya berdasarkan harga yang pertama kali masuk.

Sehingga persediaan barang akhir dengan menggunakan harga yang didasarkan pada harga baru atau harga dengan urutan terakhir yang dibeli.

Oleh karena itu, metode FIFO lebih terlihat untuk perhitungan HPP nya.

Biaya yang digunakan untuk pembelian barang pertama sebagai Cost Of Good Sold (COGS).

Perhitungan harga jual berdasarkan harga dari stok barang transaksi sebelumnya.

2. Metode LIFO (Last In First Out)

Metode Last In First Out atau masuk terakhir keluar pertama adalah metode pencatatan persediaan barang di mana persediaan yang terakhir dibeli akan dijual terlebih dahulu dan persediaan yang pertama kali dibeli akan dikeluarkan kemudian hari.

Namun, perlu diketahui bahwa menurut PSAK 14 (revisi 2008) perusahaan tidak diperbolehkan lagi menggunakan metode LIFO dalam menghitung pencatatan persediaannya.

Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode LIFO pajak perusahaan akan lebih kecil pada saat terjadi inflasi.

Baca juga: Perbedaan Metode Biaya Persediaan Stok Barang FIFO, LIFO, dan Average

3. Metode Average untuk Menghitung Persediaan Barang

Metode average atau rata-rata tertimbang adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya per unit persediaan dengan cara rata-rata tertimbang.

Caranya dengan membagi jumlah biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang tersedia untuk dijual sehingga akan didapatkan biaya rata-rata per unit.

Setelah biaya rata-rata per unit diketahui, Anda dapat menghitung persediaan akhir dan beban pokok penjualan.

Baca juga: Cara Penilaian Persediaan Mendorong Keuntungan dan Pajak

Perbedaan Metode FIFO, LIFO, dan Average: Mana yang Terbaik?

Metode penentuan biaya persediaan sangat berpengaruh terhadap harga pokok penjualan (HPP), laba, dan laporan keuangan perusahaan.

Tiga metode utama yang digunakan adalah FIFO, LIFO, dan Average. Setiap metode memiliki keunggulan dan kelemahan, tergantung pada jenis bisnis dan kondisi ekonomi.

Perbedaan FIFO, LIFO, dan Average

Contoh Studi Kasus: Penerapan Metode Biaya Persediaan

Pada perusahaan besar, mereka menerapkan beberapa metode biaya persediaan yang sesuai dengan jenis bisnis yang mereka jalani. Berikut contoh penerapan metode biaya persediaan pada perusahaan besar.

FIFO: Industri Makanan & Farmasi

Perusahaan makanan seperti Indofood menggunakan metode FIFO untuk memastikan produk dengan tanggal kedaluwarsa terjual lebih dulu.

Jika menggunakan LIFO, produk lama akan tersimpan lebih lama dan berisiko kedaluwarsa.

LIFO: Industri Manufaktur & Otomotif

Perusahaan seperti Toyota dan Astra lebih cocok menggunakan LIFO, karena harga bahan baku sering naik.

Dengan LIFO, mereka dapat mencatat HPP lebih tinggi dan mengurangi pajak penghasilan.

Average: Ritel & E-commerce

Bisnis seperti Tokopedia atau supermarket seperti Alfamart lebih memilih metode rata-rata karena mereka menjual banyak jenis barang dengan harga yang bervariasi.

Ini membantu menyederhanakan pencatatan biaya persediaan.

Contoh Perhitungan FIFO, LIFO, dan Rata-rata

Misalkan sebuah toko membeli barang dalam tiga tahap sebagai berikut:

  • Pembelian 1: 100 unit @ Rp 10.000 = Rp 1.000.000
  • Pembelian 2: 100 unit @ Rp 12.000 = Rp 1.200.000
  • Pembelian 3: 100 unit @ Rp 15.000 = Rp 1.500.000
    Total Persediaan: 300 unit = Rp 3.700.000

Barang yang terjual: 150 unit

1. Perhitungan FIFO

Barang yang pertama masuk dijual lebih dulu:

100 unit @ Rp 10.000 = Rp 1.000.000
50 unit @ Rp 12.000 = Rp 600.000
Total HPP = Rp 1.600.000
Sisa persediaan = 150 unit (@ 12.000 & 15.000)

2. Perhitungan LIFO

Barang yang terakhir masuk dijual lebih dulu:

100 unit @ Rp 15.000 = Rp 1.500.000
50 unit @ Rp 12.000 = Rp 600.000
Total HPP = Rp 2.100.000
Sisa persediaan = 150 unit (@ 10.000 & 12.000)

3. Average

Rata-rata harga per unit = Rp 3.700.000 / 300 unit = Rp 12.333
Total HPP = 150 unit × Rp 12.333 = Rp 1.849.950
Sisa persediaan = 150 unit × Rp 12.333

Kelola Stok Barang dengan Fitur Metode Biaya Persediaan Mekari Jurnal

Setelah mengetahui pentingnya persediaan di dalam bisnis, maka pengelolaan dan pengendalian persediaan perlu Anda pantau secara berkelanjutan.

Namun, Anda tidak perlu repot-repot untuk melakukan pengecekan yang sering ke gudang untuk memastikan persediaan masih mencukupi dan aman.

Anda dapat menggunakan Mekari Jurnal, accounting software Indonesia dapat membantu pekerjaan Anda.

Melalui fitur pengelolaan inventory dari Mekari Jurnal, Anda dapat dengan mudah melakukan pengelolaan stok barang  memilih dua metode biaya persediaan barang yaitu FIFO dan Average.

Untuk informasi mengenai fitur tersebut dan fitur lainnya mengenai Mekari Jurnal, silakan klik di sini.

Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang!

Itulah beberapa metode yang bisa Anda gunakan untuk menghitung biaya persediaan barang. Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat.

Ikuti media sosial Mekari Jurnal untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi.

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami