Pentingnya Arus Kas Operasional untuk Kesuksesan Bisnis Highlights Arus kas operasional (OCF) adalah kas yang dihasilkan atau digunakan oleh kegiatan operasional perusahaan dalam periode tertentu. Arus kas operasional dihitung dengan metode langsung (mencatat kas masuk/keluar) atau tidak langsung (penyesuaian dari laba bersih). Contoh OCF termasuk penerimaan kas dari pelanggan dan pembayaran kas untuk gaji, bahan baku, atau pajak. Arus kas operasional(OCF) adalah suatu hal yang berkaitan dengan jumlah kas/uang yang berkaitan dengan bentuk operasional perusahaan. Agar keuangan perusahaan dapat berjalan secara positif dan efisien, maka Anda sebaiknya harus cermat juga untuk mengamati apakah arus kas tersebut begerak secara positif atau negatif. Sebab hal ini tentunya dapat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis Anda, terkhusus pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, jika Anda penasaran tentang seberapa penting penerapan arus kas operasional dalam sebuah bisnis, mari kita simak penjelasan ini sampai akhir ya! Apa Itu Arus Kas Operasional? Arus kas operasional adalah jumlah arus kas yang diperoleh dari operasi yang dilakukan secara rutin oleh suatu bisnis selama periode waktu tertentu. Jika dipahami secara spesifik, Brigham dan Houston dalam bukunya berjudul Dasar-dasar Manajemen Keuangan (2013) pernah memberikan pemahamannya soal operational cash flow (OCF) ini. Menurutnya, arus kas operasional didefinisikan sebagai arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan. Yaitu suatu kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa, dikurangi dengan biaya operasional dan pajak yang dikeluarkan. Sehingga, OCF adalah salah satu ukuran yang paling penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan karena memberikan gambaran langsung tentang likuiditas perusahaan. Kemudian pertanyaannya, apa saja yang termasuk ke dalam arus kas operasional? Apa Saja yang Termasuk Arus Kas Operasional? Maka selanjutnya ketika Anda sudah mengetahui apa arti dari arus kas operasional, berikutnya yang tak kalah penting yaitu, memangnya apa saja yang termasuk ke dalamnya? Biasanya yang termasuk pada arus kas operasional yaitu sebagai berikut: Penerimaan kas dari konsumen atau pendapatan piutang, Pembayaran utang, Pembayaran biaya pegawai (gaji dan perlindungan), Penerimaan bunga, Pembayaran pajak, dan pengeluaran lainnya yang terkait dengan aktivitas operasional. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi suatu organisasi tersebut, dapat menghasilkan arus kas yang cukup atau tidak. Hal itu meliputi: Melunasi pinjaman, Memelihara kemampuan operasi organisasi, Membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Karena arus kas operasi diperoleh dari sumber utama pendapatan organisasi, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Contoh Arus Kas Operasional Berikut di bawah ini adalah beberapa contoh arus kas operasional yang bisa Anda cermati sehingga bisa langsung diimplementasikan dalam bisnis Anda. Dalam hal ini, mari kita gunakan contoh arus kas operasi (OCF) menggunakan laporan tahunan perusahaan Aplhabet 2024. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa; Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain; Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; Pembayaran kas kepada karyawan; Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya; Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan; Pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh aset yang dimiliki untuk disewakan kepada pihak lain dan selanjutnya dimiliki untuk dijual; Penerimaan kas dari sewa dan penjualan atas aset setelah periode sewa. Baca juga: Mengenal Anggaran Kas dan Cara Menyusunnya Rumus Arus Kas Operasional Rumus arus kas operasional (OCF) tentunya penting untuk digunakan saat menghitung jumlah kas, yang dihasilkan/digunakan selama operasional perusahaan dalam periode tertentu. Arus kas operasional ini dapat menjelaskan pada Anda tentang realita secara nyata, seberapa baik kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dari kegiatan operasionalnya. Yaitu suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang tunai dari kegiatan operasionalnya, tanpa bergantung pada pembiayaan eksternal. Beberapa rumus umum yang biasa dilakukan untuk menghitung (OCF) adalah sebagai berikut: 1. Direct Method Pada rumus ini, arus kas operasional dapat dihitung dengan cara mengurangi kas keluar dari kas masuk yang diperoleh dari aktivitas operasional. Rumus sebagai berikut: OCF = Penerimaan Kas dari Pelanggan – Pembayaran Kas untuk Pemasok – Pembayaran Kas untuk Karyawan – Pembayaran Kas untuk Pajak Keterangan: Penerimaan Kas dari Pelanggan: Jumlah kas yang diterima dari penjualan produk atau layanan. Pembayaran Kas untuk Pemasok: Kas yang dibayarkan untuk biaya operasional, msialnya bahan baku atau pengeluaran lainnya. Pembayaran Kas untuk Karyawan: Pengeluaran yang terkait; pembayaran gaji atau upah karyawan. Pembayaran Kas untuk Pajak: Pembayaran kas terkait seperti kewajiban pajak yang harus dibayar perusahaan. 2. Indirect Method Rumus yang kedua adalah indirect method yaitu bersifat lebih sederhana dan berbasis pada laporan keuangan yang sudah ada. Yaitu Anda bisa menghitungnya dengan mulai dari laba bersih dan melakukan penyesuaian untuk perubahan non-kas (seperti penyusutan, perubahan modal kerja, dll.). Rumusnya sebagai berikut: OCF = Laba Bersih + Penyusutan – Amortisasi + Perubahan Modal Kerja + Item Non-kas Lainnnya Keterangan: Laba Bersih: Yaitu keuntungan yang tercatat di laporan laba rugi. Penyusutan dan Amortisasi: Penyesuaian untuk pengeluaran yang tidak melibatkan kas namun mempengaruhi laba. Perubahan Modal Kerja: Perubahan dalam aset lancar (misalnya piutang, persediaan) dan kewajiban lancar (misalnya hutang) yang mempengaruhi kas. Item Non-Kas Lainnya: Penyesuaian untuk transaksi non-kas lainnya yang mempengaruhi laba bersih. Apa Saja Kerugian Akibat Arus Kas Operasional yang Buruk? Setelah Anda cukup memahami bagaimana arus kas operasional yang berdampak pada dinamika suatu bisnis, maka selanjutnya penting untuk dipelajari tentang apa saja yang akan terjadi jika arus kas buruk? 1. Kesulitan Membayar Kewajiban Jangka Pendek Tanpa arus kas yang sehat, perusahaan akan kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti utang usaha, utang pajak, atau menggaji karyawan. Jika tidak dapat membayar utang tepat waktu, perusahaan tentu akan mendapat penalti atau kehilangan reputasi di pasaran Kreditor atau pemasok bisa saja tiba-tiba berhenti memberikan kredit, atau bahkan menarik fasilitas pinjaman jika perusahaan tidak dapat menunjukkan tanda-tanda positif 2. Penurunan Kualitas Produk Arus kas operasional yang buruk pastinya akan berdampak pada kemampuan perusahaan untuk melakukan investasi dalam pertumbuhan. Tanpa kas yang cukup, perusahaan akan kesulitan membeli peralatan baru, melakukan penelitian, hingga pengembangan dan memperluas operasi bisnisnya, sulit bukan? 3. Kemungkinan Bangkrut di Depan Mata Jika masalah terkait buruknya arus kas operasional terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka dalam hal ini kemungkinan besar perusahaan sangat berisiko untuk bangkrut atau likuidasi. Perusahaan yang tidak dapat membayar utang, memenuhi kewajiban operasional, atau menghasilkan kas yang cukup untuk mendukung operasionalnya berisiko gagal secara finansial. Baca Juga: 7 Cara Menghindari Bisnis Bangkrut Tips Menjaga Arus Kas Operasional Selalu Positif Berikut adalah tips untuk menjaga arus kas operasional selalu positif: 1. Menentukan Budget Guna menghindari laporan arus kas menunjukkan hasil yang negatif, penting bagi Anda untuk menentukan budget. Dengan menentukan budget untuk semua keperluan operasional usaha, sama halnya Anda telah memiliki kejelasan untuk pelaksanaan pembiayaan. Sehingga terjadi penyesuaian kas untuk keperluan usaha, tanpa harus kehilangan lebih banyak uang di luar perencanaan. Alhasil arus kas operasional Anda akan tetap bernilai positif. 2. Tingkatkan Penjualan Selagi Anda tetap mengupayakan untuk meningkatan penjualan, hal ini juga tetap dapat membantu arus kas operasional Anda terus positif. Tapi perhatikan juga waktu pembayaran Anda, jangan sampai hal ini menipu Anda sehingga laporan arus kas nantinya akan menjadi negatif. Penerapan diskon adalah salah satu cara yang akan membantu Anda untuk dapat meningkatkan penjualan dan menerima pembayaran secara cepat. Sehingga antara laporan penjualan dan ketersediaan kas menjadi dua hal yang sama-sama bernilai positif. Baca juga: Cara Membaca Laporan Arus Kas secara Tepat 3. Amati Aktivitas Kas Pengamatan berkala terhadap aktivita arus kas operasional ini penting untuk Anda lakukan. Pengamatan performa realtime bisa Anda dapatkan dengan menggunakan Mekari Jurnal. Melalui pengamatan software akuntansi online ini, Anda bisa memperoleh kemudahan operasional yang tak lagi harus berurusan dengan kinerja manual. Sebab semuanya serba rapih, cepat, dan efisien! Baca Juga: Tips Meningkatkan Arus Kas Agar Tetap Positif Segera Pakai Mekari Jurnal untuk Operasional Bisnis Anda Perlu sama-sama kita ketahui bahwa software kas tentunya akan sangat membantu pekerjaan Anda, sehingga menjadi lebih cepat, rapih, dan akurat. Mekari Jurnal merupakan software akuntansi terbaik yang dapat membantu bisnis Anda untuk dapat mengamati semua aktivitas kas Anda kapan pun dan di mana pun secara real time. Bahkan ketika sedang berada dalam tingkat kesibukan tinggi sekalipun, Anda tetap bisa mengelola bisnis dengan mudah dan tidak membutuhkan dokumen berkelit. Terkati pengecekan terhadap arus kas, Anda sangat bisa melakukannya dengan mudah melalui smartphone tanpa perlu instalasi, sehingga tingkat keamanan pun sudah terjamin. Saya Mau Coba Gratis Mekari Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Mekari Jurnal Sekarang! Itulah penjelasan tentang arus kas operasional. Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat. Ikuti terus website dan media sosial Mekari Jurnal untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi. Referensi: Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2013). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.