Pengertian Allowance dalam Akuntansi: Definisi, Jenis, dan Contoh Highlight Allowance dalam konteks akuntansi mengacu kepada estimasi atau cadangan yang tercatat untuk mengantisipasi potensi kerugian di masa yang akan datang Entri jurnal akun allowance dapat berupa allowance untuk piutang tak tertagih, penyusutan aset tetap, dan nilai persediaan yang menurun Fungsi allowance dapat meningkatkan transparansi, memegang prinsip akuntansi, dan menjaga kestabilan finansial perusahaan Salah satu solusi untuk memaksimalkan pencatatan allowance dalam jurnal akuntansi dapat menggunakan sistem akuntansi modern, seperti Mekari Jurnal. Coba sekarang dan rasakan kemudahan pengelolaan akuntansi yang lebih efektif! Sebagai karyawan atau pengelola bisnis, tentu Anda sudah pernah mendengar istilah “allowance” atau tunjangan yang biasanya akan diperoleh oleh setiap pekerja dalam sebuah perusahaan. Namun, untuk pembahasan berikut tidak akan mengarah pada istilah allowance secara umum, melainkan dalam konteks akuntansi. Allowance sendiri bertujuan untuk menilai besaran manfaat yang bisa didapatkan oleh perusahaan dalam prosesnya untuk mencapai tujuan utamanya. Dalam beberapa aspek, allowance juga penting dalam pengelolaan keuangan karena memberikan pengaruh signifikan dalam internal perusahaan, seperti kesejahteraan karyawan, mendukung efisiensi operasional, dan meningkatkan produktivitas. Untuk lebih lengkap mengenai konsep dan istilah allowance dalam akuntansi, berikut blog dari Mekari Jurnal akan membantu memahaminya dengan baik dan tepat! Apa itu Allowance dalam Akuntansi? Secara umum, yang kita ketahui allowance mengacu pada tunjangan yaitu tambahan manfaat yang diberikan kepada karyawan selain gaji pokok. Pada konteks penjualan, allowance mengarah pada diskon yang ditawarkan bisnis terhadap barang milik pelanggan yang telah rusak atau dikembalikkan. Namun, dalam konteks akuntansi dan keuangan bisnis, allowance dapat mengacu kepada definisi dan fungsi yang berbeda. Dalam konteks akuntansi, istilah allowance mengacu ke nilai estimasi atau cadangan tertentu yang diakui atau disisihkan dalam laporan keuangan untuk mengantisipasi beban atau kerugian nilai di masa depan. Biasanya, akun ini digunakan dalam menggambarkan pengakuan atas pengeluaran yang belum terjadi tetapi sudah diperkirakan berdasarkan pengalaman atau data historis. Estimasi atau cadangan ini didasarkan pada total persentase penjualan yang dihasilkan dalam periode pelaporan dan telah disesuaikan dengan risiko yang dinilai. Baca Juga: Penggolongan Akun dalam Akuntansi Beserta Contohnya Jenis-Jenis Allowance Kerugian yang terjadi di masa depan dapat bervariasi, mulai dari kerugian pendapatan, aset, piutang, dan sebagainya. Untuk itu, tujuan dari allowance dalam akuntansi adalah mempercepat pengakuan biaya dan mencocokkan biaya yang timbul di masa depan dengan aliran penjualan yang relevan. Terdapat beberapa jenis allowance yang dikenal saat ini berdasarkan karakteristiknya, yaitu: 1. Allowance for Doubtful Accounts Cadangan piutang tak tertagih adalah bentuk allowance yang berguna untuk memperkirakan piutnag yang tidak dapat ditagih dari pelanggan. Jika suatu perusahaan menjual barang secara kredit, mereka tidak akan mendapatkan pembayaran sepenuhnya di awal transaksi. Oleh karena itu, perusahaan membuat cadangan untuk piutang yang kemungkinan tidak dapat ditagih. 2. Allowance for Depreciation Jenis allowance ini disebut juga cadangan penyusutan, di mana digunakan pada saat mencatat aset tetap milih perusahaan, seperti mesin, kendaraan, atau gedung, seiring berjalannya waktu. Fungsinya adalah mencocokkan biaya dengan pendapatan yang dihasilkan dari aset yang bersangkutan, sesuai prinsip akuntansi pencocokan. Baca Juga: Perbedaan Antara Depresiasi dan Amortisasi 3. Allowance for Inventory Obsolescence Cadangan kerugian persediaan, berguna ketika memperkirakan nilai persediaan yang tidak dapat terpakai kembali atau ketika nilainya yang menurun karena beberapa faktor tertentu, misalnya rusak, sudah usang, atau kadaluarsa. Baca Juga: Pengakuan Nilai HPP dan Persediaan Akhir Menurut Metode Akuntansi Peran Allowance dalam Akuntansi Peran dan tujuan utama dari penerapan allowance dalam komponen perencanaan keuangan adalah untuk mengantisipasi potensi kerugian, selain itu juga: Untuk menghadapi ketidakpastian yang dapat timbul di masa depan dan mempersiapkannya Menyesuaikan pencatatan dengan prinsip akuntansi yang berlaku, di mana piutang tak tertagih harus dinilai menggunakan allowance for doubtful accounts Meningkatkan transparansi keuangan kepada pengguna laporan keuangan dan pemangku kepentingan lainnya Mempertahankan kestabilan finansial perusahaan dengan mengalokasikan dana secara berkala Sumber: Investopedia Penerapan Allowance dalam Akuntansi Dalam penerapannya, langkah pertama untuk perlakuannya adalah menerapkan tarif atau jumlah tunjangannya sesuai aturan dan kebijakan perusahaan. Entri jurnal untuk pencatatan transaksi ini sebagai berikut: Debit (DR) = Akun Beban Kredit (CR) = Akun Pengeluaran Allowance Langkah kedua adalah mencatat transaksi untuk suatu akun, di mana ini adalah jumlah perkiraan dan dapat disesuaikan atau dihapuskan nantinya. Selanjutnya menyesuaikan entri allowance tergantung bagaimana transaksi aktual berlangsung. Jika ingin mengurangi akun beban, maka: DR = Akun Beban Allowance CR = Akun Beban Entri akuntansi ini dapat disesuaikan dengan menambah atau mengurangi akun allowance sesuai dengan transaksi aktual. Langkah yang terakhir adalah menghapus atau memulihkan akun allowance. Jika bisnis sepenuhnya memulihkan biaya penyisihan, biaya tersebut dapat dipulihkan. Entri jurnal untuk ini adalah: DR = Akun Beban CR = Akun Beban Allowance DR = Kas CR = Akun Beban Baca Juga: Mengapa Perencanaan dan Analisis Keuangan Penting dalam Sebuah Bisnis? Contoh Perhitungannya Pada Laporan Keuangan Sebuah perusahaan memiliki jumlah piutang usaha kurang dari 60 hari sebesar Rp500.000.000 dan piutang usaha lebih dari 60 hari sebesar Rp300.000.000. Catatan persentase historis perusahaan untuk piutang usaha menunjukkan bahwa 5% piutang yang lebih dari 60 hari dan 3% piutang kurang dari 60 hari masih belum dipulihkan. Itu artinya jumlah Total Estimasi Piutang Tak Tertagih adalah =( 5% ✕ 500.000.000) + (3% ✕ 300.000.000). Jumlah Total Estimasi Piutang Tak Tertagih = Rp34.000.000 Entri jurnal untuk mencatat allowance piutang tak tertagih ini bisa dibuat sebagai berikut: Nama Akun Debit Kredit Akun Piutang Tak Tertagih Rp34.000.000 Akun Beban Penyisihan Rp34.000.000 Kemudian, perusahaan menerima tambahan sebesar Rp6.000.000 dari piutang tak tertagih ini, maka entri penyesuaian untuk transaksi adalah: Nama Akun Debit Kredit Piutang Usaha Rp6.000.000 Akun Piutang Tak Tertagih Rp6.000.000 Kas Rp6.000.000 Piutang Usaha Rp6.000.000 Kesimpulan Prinsip allowance dalam pencatatan akuntansi membantu laporan keuangan agar lebih akurat dan mencerminkan kondisi finansial yang sebenarnya, walaupun masih berupa prediksi di masa depan. Dengan adanya estimasi terhadap kerugian yang dapat terjadi di masa depan, perusahaan dapat menyusun rencana yang lebih matang dan relevan pada ketidakpastian yang mungkin timbul. Perusahaan-pun dapat melaporkan laba yang lebih realistis dan mengelola risiko keuangan yang dapat memengaruhi kinerja di masa depan. Agar dapat mencatat dan mengelola keuangan dengan lebih efektif dan akurat, penerapan sistem akuntansi modern dapat menjadi solusi untuk investasi jangka panjang. Software akuntansi seperti Mekari Jurnal dapat menjadi pilihan terbaik Anda untuk menemani bisnis berkembang dan mencapai tujuan bersama di masa depan. Fitur laporan keuangan dari Mekari Jurnal membantu menjaga konsistensi pelaporan dan menjaga keakuratan data dari pembukuan secara realtime. Untuk pertanyaan lebih lanjut seputar Mekari Jurnal, silahkan hubungi tim kami melalui tombol di bawah ini, dapatkan free trial selama 7 hari sekarang! Konsultasi dengan Tim Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: Accounting Hub, “What is an Allowance in Accounting?”. Investopedia, “Allowance for Doubtful Accounts: What It Is and How to Estimate It”. CLRN, “What is allowances in accounting?”.