Dapatkan Loyalitas Konsumen dengan Experiental Marketing Upaya menarik minat konsumen memang tidak pernah ada akhirnya. Anda diharuskan selalu berinovasi agar bagaimanapun perubahan keinginan konsumen tetap dapat terpenuhi. Ada berbagai metode pemasaran yang dapat digunakan, salah satunya adalah experiental marketing. Experiential marketing pertama kali diperkenalkan oleh Bernd H. Schmit dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1999 berjudul “Experiential Marketing: How To Get Customers to Sense, Feel, Think, Act dan Relate to Your Company and Brands”. Seperti asal katanya experience atau pengalaman, experiental marketing merupakan teknik pemasaran yang dilakukan dengan mengemas produk agar dapat menawarkan pengalaman emosi sehingga menyentuh hati dan membuat penasaran konsumen. Shaz Smilansky, Chief Executive dan Creative Director dari Electrify, dalam bukunya mengatakan bahwa upaya experiental marketing bisa diwujudkan melalui komunikasi dua arah dan keterlibatan interaktif. Dua hal ini merupakan kunci untuk menciptakan pengalaman mengesankan dan membangkitkan emosi. Berikut penjelasan lebih lengkapnya diulas oleh Mekari Jurnal. Apa Itu Experiental Marketing? Experiential Marketing atau pemasaran berbasis pengalaman adalah strategi pemasaran yang berfokus pada menciptakan pengalaman langsung dan interaktif bagi konsumen untuk meningkatkan keterlibatan, loyalitas, dan koneksi emosional terhadap suatu merek atau produk. Berbeda dengan pemasaran tradisional yang hanya menyampaikan pesan kepada audiens, experiential marketing melibatkan konsumen secara langsung dalam suatu pengalaman yang imersif, sehingga mereka bisa merasakan manfaat produk atau layanan secara nyata. Karakteristik Experiential Marketing Interaktif → Konsumen secara aktif terlibat dalam pengalaman merek. Emosional → Membangun hubungan emosional antara merek dan konsumen. Berbasis Pengalaman Langsung → Konsumen mengalami produk secara langsung, bukan hanya melihat iklan. Viral & Berbagi di Media Sosial → Pengalaman yang menarik membuat konsumen cenderung membagikan momen mereka secara online. Baca Juga: Meningkatkan Minat Pelanggan dengan Visual Marketing Contoh Strategi Experiential Marketing yang Efektif Berikut adalah beberapa strategi experiential marketing yang sering digunakan oleh berbagai brand dalam kampanye pemasaran mereka. 1. Event Marketing & Brand Activation Salah satu cara paling populer dalam experiential marketing adalah mengadakan acara yang memungkinkan pelanggan merasakan langsung produk atau layanan dalam suasana yang menyenangkan. Acara ini dapat berupa peluncuran produk, workshop interaktif, atau festival yang melibatkan komunitas. Contoh Sukses: Samsung Galaxy Studio Samsung membuka “Galaxy Studio” di berbagai kota besar untuk memperkenalkan fitur-fitur terbaru dari ponsel mereka. Konsumen dapat mencoba langsung teknologi AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) yang ditawarkan oleh Samsung. Dengan cara ini, pelanggan tidak hanya melihat produk, tetapi juga mengalami manfaatnya secara langsung. Keunggulan strategi ini: Meningkatkan keterlibatan pelanggan melalui interaksi langsung. Memberikan pengalaman unik yang sulit dilupakan oleh pelanggan. Memungkinkan pelanggan untuk mencoba fitur sebelum melakukan pembelian. 2. Pop-up Store & Instalasi Interaktif Pop-up store adalah toko sementara yang dirancang untuk menciptakan pengalaman unik bagi pelanggan. Biasanya, pop-up store diadakan dalam jangka waktu tertentu untuk meningkatkan eksklusivitas dan membangun hype terhadap suatu produk atau kampanye merek. Contoh Sukses: Nike Pop-up Store dengan VR Nike membangun pop-up store di berbagai kota besar yang memungkinkan pelanggan merasakan pengalaman lari virtual menggunakan teknologi VR. Pelanggan dapat mengenakan sepatu terbaru Nike dan merasakan pengalaman berlari di lingkungan virtual yang telah disimulasikan. Strategi ini sukses menarik banyak pelanggan untuk mencoba produk dan berpartisipasi dalam event eksklusif. Keunggulan strategi ini: Memberikan pengalaman interaktif yang meningkatkan brand awareness. Menarik perhatian publik melalui konsep unik dan kreatif. Meningkatkan kemungkinan pembelian setelah pelanggan mencoba produk. 3. Sampling & Trial Experience Memberikan sampel gratis atau uji coba produk kepada pelanggan merupakan strategi yang telah terbukti efektif untuk meningkatkan kesadaran dan kepercayaan terhadap produk baru. Contoh Sukses: Starbucks Free Coffee Sampling Saat meluncurkan menu kopi terbaru, Starbucks membagikan kopi gratis kepada pelanggan di berbagai lokasi. Strategi ini memungkinkan pelanggan untuk mencoba varian baru tanpa risiko keuangan, sehingga meningkatkan kemungkinan mereka membeli produk tersebut di masa mendatang. Keunggulan strategi ini: Mengurangi hambatan pelanggan dalam mencoba produk baru. Membangun kepercayaan terhadap kualitas produk. Meningkatkan loyalitas pelanggan melalui pengalaman langsung. 4. Immersive Technology (AR/VR Experiences) Penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dalam experiential marketing semakin populer karena memberikan pengalaman yang lebih imersif bagi pelanggan. Contoh Sukses: IKEA Place App IKEA meluncurkan aplikasi IKEA Place, yang memungkinkan pelanggan menggunakan teknologi AR untuk melihat bagaimana furnitur mereka akan terlihat di dalam rumah sebelum membelinya. Dengan menggunakan ponsel mereka, pelanggan dapat mencoba berbagai kombinasi furnitur dan menyesuaikan desain interior secara virtual. Keunggulan strategi ini: Memudahkan pelanggan dalam membuat keputusan pembelian. Meningkatkan keterlibatan pelanggan dengan produk. Memberikan pengalaman yang lebih realistis dan interaktif. 5. Guerilla Marketing & Street Activation Guerilla marketing adalah strategi pemasaran yang dilakukan secara unik dan mengejutkan di tempat umum untuk menarik perhatian masyarakat. Kampanye ini sering kali melibatkan elemen kejutan, interaksi spontan, dan daya tarik visual yang kuat. Contoh Sukses: Coca-Cola Happiness Machine Coca-Cola menciptakan vending machine interaktif yang memberikan hadiah gratis jika pelanggan melakukan tantangan tertentu, seperti memeluk mesin atau menari di depan mesin. Kampanye ini sukses menciptakan momen viral yang meningkatkan engagement dan kesadaran merek secara global. Keunggulan strategi ini: Mengundang interaksi spontan yang menyenangkan. Menciptakan momen viral yang meningkatkan eksposur merek. Meningkatkan kesan positif terhadap brand di mata pelanggan. 6. Sponsorship & Festival Experience Banyak merek besar memilih untuk mensponsori acara besar seperti konser, festival, atau acara olahraga untuk menciptakan pengalaman menyenangkan bagi audiens mereka. Contoh Sukses: GoPay di Festival Musik GoPay menjadi sponsor utama berbagai festival musik di Indonesia dengan menyediakan berbagai promosi pembayaran digital. Pengunjung dapat menikmati kemudahan transaksi menggunakan GoPay, serta mendapatkan diskon eksklusif jika melakukan pembayaran melalui aplikasi tersebut. Keunggulan strategi ini: Menargetkan audiens yang tepat dalam skala besar. Meningkatkan brand awareness melalui partisipasi di acara populer. Memperkuat hubungan merek dengan komunitas target. Baca Juga: Pengertian dan Jenis Strategi Digital Marketing dan Penerapannya Dalam Bisnis Contoh Kampanye Experiential Marketing yang Sukses Berikut adalah beberapa kampanye experiential marketing yang telah berhasil menciptakan dampak besar bagi merek yang menjalankannya: 1. Red Bull Stratos Red Bull mensponsori Felix Baumgartner untuk melakukan lompatan bebas dari stratosfer dengan ketinggian lebih dari 39 kilometer. Kampanye ini sukses menciptakan momen ikonik yang menarik perhatian dunia, meningkatkan citra Red Bull sebagai merek yang identik dengan keberanian dan petualangan. 2. McDonald’s “Happy Goggles” McDonald’s di Swedia mengubah kotak Happy Meal menjadi kacamata VR yang dapat digunakan untuk bermain game edukatif. Kampanye ini sukses meningkatkan keterlibatan pelanggan dan memberikan pengalaman bermain yang lebih interaktif bagi anak-anak. 3. Nike “Unlimited Stadium” Nike membangun lintasan lari interaktif di Singapura yang memungkinkan pelari berkompetisi melawan avatar digital mereka sendiri menggunakan teknologi AR. Kampanye ini tidak hanya mempromosikan sepatu lari Nike, tetapi juga meningkatkan pengalaman olahraga bagi pelanggan. Baca Juga: Unsur, Jenis, Tujuan, dan Manfaat Branding yang Harus Anda Ketahui Fungsi Experiential Marketing dalam Meningkatkan Daya Saing Bisnis Dalam dunia pemasaran yang semakin kompetitif, strategi pemasaran konvensional seperti iklan cetak, televisi, dan digital sudah tidak cukup untuk menarik perhatian konsumen. Perusahaan harus mampu menciptakan pengalaman langsung yang lebih mendalam agar konsumen dapat merasakan sendiri nilai dari produk atau layanan yang ditawarkan. Inilah konsep utama dari Experiential Marketing—sebuah pendekatan pemasaran yang berfokus pada keterlibatan emosional dan pengalaman nyata bagi pelanggan. Schmit dalam bukunya menyatakan bahwa experiential marketing memiliki beberapa fungsi utama yang dapat membantu bisnis berkembang dan tetap relevan dalam pasar yang terus berubah. Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai fungsi experiential marketing dan bagaimana implementasinya dapat membawa dampak positif bagi bisnis. 1. Membangkitkan Kembali Brand yang Mengalami Penurunan Dalam perjalanan bisnis, tidak semua merek dapat terus berada di puncak kejayaannya. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan merek mengalami penurunan, seperti perubahan tren pasar, meningkatnya persaingan, atau strategi pemasaran yang kurang efektif. Experiential marketing dapat menjadi strategi yang efektif untuk membangkitkan kembali brand yang sedang mengalami stagnasi atau penurunan daya saing. Contoh Implementasi Salah satu contoh sukses adalah Lego. Pada awal tahun 2000-an, Lego mengalami penurunan popularitas yang cukup signifikan. Namun, dengan mengadopsi experiential marketing melalui Lego Store Experience dan taman bermain Legoland, mereka berhasil menghidupkan kembali daya tarik brand mereka. Konsumen tidak hanya membeli produk tetapi juga merasakan pengalaman membangun dunia mereka sendiri menggunakan Lego. Bagaimana Experiential Marketing Membantu? Membangun kembali relevansi brand dengan melibatkan pelanggan dalam pengalaman nyata. Menghadirkan interaksi langsung yang dapat memperbaiki persepsi konsumen terhadap brand. Menunjukkan inovasi dan perubahan, sehingga pelanggan tertarik untuk kembali mencoba produk. 2. Membedakan Sebuah Produk dari Para Pesaingnya Di era digital, persaingan bisnis semakin ketat. Produk dengan fitur serupa sangat mudah ditemukan di pasaran. Untuk memenangkan persaingan, bisnis harus memiliki nilai pembeda yang unik. Experiential marketing memungkinkan sebuah merek untuk tampil lebih menonjol dengan menghadirkan pengalaman yang sulit ditiru oleh kompetitor. Contoh Implementasi Nike adalah salah satu merek yang berhasil membedakan dirinya dari pesaing melalui Nike Unlimited Stadium di Singapura. Dengan menggunakan teknologi Augmented Reality (AR), mereka menciptakan lintasan lari interaktif yang memungkinkan pelari berlomba melawan avatar digital mereka sendiri. Ini bukan hanya kampanye promosi biasa, tetapi juga pengalaman unik yang sulit ditemukan pada merek sepatu lain. Keuntungan bagi Merek Menciptakan pengalaman unik yang meningkatkan daya tarik brand. Menjadikan produk lebih berkesan, sehingga konsumen lebih mudah mengingatnya. Mengurangi ketergantungan pada perang harga, karena konsumen lebih memilih produk berdasarkan pengalaman. 3. Menciptakan Citra dan Identitas Perusahaan Citra merek atau brand identity sangat penting dalam membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Experiential marketing membantu perusahaan dalam menciptakan citra merek yang kuat dengan memberikan pengalaman yang sesuai dengan nilai dan misi perusahaan. Contoh Implementasi Starbucks dikenal sebagai brand yang tidak hanya menjual kopi, tetapi juga menciptakan pengalaman menikmati kopi di lingkungan yang nyaman. Dengan konsep “Third Place”—tempat selain rumah dan kantor untuk bersantai—Starbucks memberikan pelanggan pengalaman sosial yang unik. Ini membedakan Starbucks dari sekadar tempat membeli kopi menjadi tempat berkumpul yang nyaman. Bagaimana Experiential Marketing Membantu? Membentuk persepsi positif terhadap merek di benak pelanggan. Memperkuat hubungan emosional antara pelanggan dan perusahaan. Menjadikan merek lebih dari sekadar produk, tetapi sebagai bagian dari gaya hidup pelanggan. 4. Mempromosikan Inovasi Produk atau Layanan Saat meluncurkan produk baru, sering kali tantangan terbesar adalah meyakinkan konsumen untuk mencoba sesuatu yang belum mereka kenal. Experiential marketing menjadi solusi efektif untuk mengenalkan inovasi kepada pasar. Contoh Implementasi Ketika Tesla pertama kali memperkenalkan mobil listriknya, banyak orang yang skeptis tentang performanya dibandingkan mobil konvensional. Untuk mengatasi tantangan ini, Tesla mengadakan test drive gratis di berbagai lokasi strategis. Pelanggan yang mencoba langsung kendaraan Tesla merasakan pengalaman unik yang tidak bisa diberikan hanya melalui iklan biasa. Keuntungan bagi Perusahaan Meningkatkan tingkat adopsi produk baru dengan membiarkan pelanggan mencoba sendiri. Mengurangi ketakutan pelanggan terhadap teknologi atau fitur baru yang belum mereka pahami. Membantu diferensiasi produk dengan menampilkan keunggulan unik yang tidak dimiliki pesaing. 5. Meningkatkan Keterlibatan Konsumen Pemasaran yang berhasil bukan hanya yang menarik perhatian, tetapi juga yang mampu menciptakan keterlibatan aktif dengan pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang berinteraksi dengan merek, semakin besar kemungkinan mereka untuk melakukan pembelian. Contoh Implementasi Coca-Cola meluncurkan kampanye “Share a Coke”, di mana mereka mencetak nama-nama individu pada botol Coca-Cola. Kampanye ini mengundang pelanggan untuk mencari dan berbagi botol dengan nama mereka atau teman mereka. Ini bukan hanya strategi pemasaran, tetapi juga menciptakan interaksi sosial yang luas, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Mengapa Ini Efektif? Membuat pelanggan merasa terlibat langsung dengan brand. Meningkatkan kemungkinan pelanggan berbagi pengalaman mereka di media sosial. Menciptakan kampanye pemasaran yang bersifat organik dan viral. 6. Meningkatkan Word-of-Mouth dan Viral Marketing Salah satu kekuatan terbesar dari experiential marketing adalah kemampuannya untuk menciptakan pengalaman yang cukup menarik sehingga pelanggan dengan sukarela membagikannya kepada orang lain. Hal ini dapat mendorong pemasaran dari mulut ke mulut (word-of-mouth marketing) yang sangat efektif. Contoh Implementasi Red Bull sering kali menciptakan kampanye experiential marketing yang ekstrem, seperti Red Bull Stratos—di mana seorang atlet melakukan terjun bebas dari luar angkasa. Kampanye ini tidak hanya menarik perhatian jutaan orang tetapi juga mendorong publik untuk berbicara dan membagikan pengalaman tersebut di media sosial. Dampak dari Strategi Ini Meningkatkan eksposur merek tanpa harus mengeluarkan biaya iklan yang besar. Membantu brand mendapatkan kredibilitas melalui rekomendasi pelanggan. Menjadikan brand sebagai topik pembicaraan yang menarik di berbagai platform. 7. Meningkatkan Penjualan melalui Pengalaman Langsung Salah satu alasan utama mengapa experiential marketing efektif adalah karena pengalaman langsung dapat meningkatkan keyakinan pelanggan dalam membeli suatu produk. Konsumen cenderung lebih percaya diri dalam melakukan pembelian setelah mereka mencoba produk secara langsung. Contoh Implementasi IKEA menggunakan showroom interaktif yang memungkinkan pelanggan untuk mencoba berbagai furnitur sebelum membelinya. Dengan cara ini, pelanggan dapat langsung merasakan kenyamanan dan desain produk IKEA dalam lingkungan yang menyerupai rumah mereka sendiri. Manfaat bagi Bisnis Mengurangi tingkat retur produk, karena pelanggan sudah mencoba sebelum membeli. Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap kualitas produk. Meningkatkan kemungkinan konversi dari calon pembeli menjadi pelanggan tetap. Baca Juga: Definisi, Fungsi, dan Tujuan Marketing Bagi Perusahaan Karakteristik Experiential Marketing Menurut Schmit, ada beberapa karakteristik utama dalam experiential marketing yang membedakannya dari strategi pemasaran lainnya. Karakteristik ini mencerminkan bagaimana pengalaman yang dirancang dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu merek atau produk. 1. Fokus pada Pengalaman Konsumen Salah satu karakteristik utama dari experiential marketing adalah memberikan pengalaman yang berkesan bagi konsumen. Pengalaman ini dapat berupa pengalaman sensorik, emosional, hingga interaksi sosial yang mendalam. Pengalaman tersebut tidak hanya melibatkan aspek fisik dari sebuah produk, tetapi juga menciptakan hubungan antara merek dan gaya hidup konsumen. Misalnya, dalam industri otomotif, banyak merek mobil yang tidak hanya menawarkan test drive biasa tetapi juga pengalaman berkendara di lintasan khusus. Tesla, misalnya, menawarkan test drive dengan berbagai medan untuk menunjukkan keunggulan teknologi autopilot mereka. Konsumen tidak hanya melihat fitur di atas kertas, tetapi merasakan langsung bagaimana kendaraan tersebut bekerja dalam situasi nyata. Mengapa Fokus pada Pengalaman Itu Penting? Konsumen lebih mudah mengingat pengalaman dibandingkan sekadar melihat iklan. Meningkatkan keterlibatan emosional dengan merek. Mendorong loyalitas jangka panjang karena hubungan yang lebih personal dengan produk atau layanan. 2. Pola Konsumsi Berbasis Pengalaman Di dalam experiential marketing, pola konsumsi tidak hanya dilihat dari keputusan pembelian, tetapi juga dari pengalaman yang diperoleh selama mengonsumsi produk atau layanan. Konsumen tidak hanya ingin membeli barang atau jasa, tetapi juga ingin menikmati pengalaman yang ditawarkan oleh produk tersebut. Sebagai contoh, Starbucks bukan hanya menjual kopi, tetapi juga menjual pengalaman bersantai di lingkungan yang nyaman. Desain interior yang hangat, musik latar yang menyenangkan, serta berbagai pilihan kopi berkualitas menciptakan pengalaman yang membuat pelanggan ingin kembali lagi. Bagaimana Pengalaman Memengaruhi Pola Konsumsi? Konsumen lebih cenderung membeli produk jika mereka memiliki pengalaman positif dengannya. Pelanggan yang puas dengan pengalaman mereka lebih mungkin untuk merekomendasikan produk kepada orang lain. Pola konsumsi yang berbasis pengalaman mendorong keterlibatan yang lebih dalam dengan merek. 3. Keputusan Rasional dan Emosional Konsumen tidak selalu membuat keputusan berdasarkan logika semata. Ada aspek emosional yang juga mempengaruhi keputusan pembelian. Experiential marketing memahami bahwa konsumen ingin lebih dari sekadar produk berkualitas—mereka ingin pengalaman yang membawa kebahagiaan, kejutan, atau bahkan nostalgia. Misalnya, banyak merek parfum yang memasarkan produk mereka dengan cerita emosional. Mereka tidak hanya berbicara tentang aroma, tetapi juga tentang bagaimana parfum tersebut dapat membangkitkan kenangan atau menciptakan suasana tertentu. Mengapa Aspek Emosional Penting? Keputusan pembelian sering kali dipengaruhi oleh perasaan, bukan hanya spesifikasi produk. Konsumen lebih cenderung memilih merek yang memiliki koneksi emosional dengan mereka. Brand yang bisa membangun pengalaman emosional lebih mudah diingat dan direkomendasikan. 4. Metode dan Perangkat yang Bersifat Elektik Experiential marketing tidak memiliki standar tunggal dalam mengukur pengalaman konsumen. Setiap merek atau bisnis harus menyesuaikan pendekatan mereka berdasarkan situasi dan target pasar yang dituju. Misalnya, merek fashion mewah seperti Gucci menggunakan experiential marketing dengan menciptakan pengalaman eksklusif di butik mereka, di mana pelanggan dapat merasakan atmosfer premium sebelum membeli produk. Sementara itu, merek fast fashion seperti H&M lebih fokus pada pengalaman belanja yang praktis dan menyenangkan di toko mereka. Keuntungan dari Metode yang Elektik Memungkinkan brand untuk menyesuaikan strategi berdasarkan target pasar. Meningkatkan fleksibilitas dalam menciptakan pengalaman yang relevan. Memastikan pengalaman konsumen selalu segar dan inovatif. Baca Juga: 9 Perbedaan Sales dan Marketing yang Perlu Diketahui Pengusaha Tipe Pengalaman Konsumen dalam Experiential Marketing Schmit mengidentifikasi lima tipe pengalaman konsumen yang digunakan dalam experiential marketing. Kelima pengalaman ini dirancang untuk menciptakan keterlibatan mendalam antara konsumen dan merek. 1. Panca Indera (Sense Marketing) Sense marketing berfokus pada pengalaman sensorik yang melibatkan penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan sentuhan. Tujuannya adalah menciptakan kesenangan estetika dan kepuasan melalui rangsangan indera. Contoh Implementasi Apple Store didesain dengan pencahayaan yang nyaman, material premium, dan tata letak yang modern untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan. Hotel mewah menggunakan aroma khas di lobi mereka untuk menciptakan suasana yang eksklusif. 2. Perasaan (Feel Marketing) Feel marketing bertujuan menciptakan koneksi emosional antara pelanggan dan merek. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun cerita, atmosfer, dan pengalaman yang menyentuh perasaan pelanggan. Contoh Implementasi Kampanye Coca-Cola “Open Happiness”, yang menekankan kebahagiaan dalam berbagi momen bersama orang tersayang. Iklan perhiasan seperti Tiffany & Co., yang sering mengangkat tema cinta dan komitmen. 3. Pola Pikir (Think Marketing) Think marketing berusaha menstimulasi pemikiran kreatif konsumen dengan kejutan, intrik, atau provokasi. Strategi ini sering digunakan dalam kampanye yang ingin menarik perhatian dan membuat pelanggan berpikir lebih dalam. Contoh Implementasi Iklan Tesla, yang menampilkan inovasi teknologi dan bagaimana kendaraan listrik bisa mengubah dunia. Kampanye Greenpeace, yang menggunakan visual dramatis untuk meningkatkan kesadaran tentang lingkungan. 4. Perilaku (Act Marketing) Act marketing mendorong perubahan gaya hidup atau perilaku konsumen dengan menunjukkan bagaimana sebuah produk atau layanan dapat meningkatkan kehidupan mereka. Contoh Implementasi Nike mengajak pelanggan untuk menjadi lebih aktif melalui kampanye “Just Do It”. Aplikasi kesehatan seperti MyFitnessPal, yang membantu pengguna mengadopsi kebiasaan makan sehat. 5. Pertalian (Relate Marketing) Relate marketing menghubungkan individu dengan komunitas atau budaya tertentu. Strategi ini sering digunakan dalam pemasaran berbasis komunitas. Contoh Implementasi GoPro, yang mengajak pengguna berbagi pengalaman mereka melalui video yang diunggah di media sosial. Red Bull, yang membangun komunitas atlet ekstrem dan penyuka petualangan. Kesimpulan Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa experiental marketing memang membutuhkan usaha yang lebih dalam pelaksanaanya. Butuh ide yang cemerlang untuk dapat memberikan pengalaman yang membekas pada konsumen. Namun semua usaha tersebut akan terbayar dengan respon konsumen yang mungkin lebih dari yang dibayangkan. Karena memang konsumen sangat suka jika dirinya dilibatkan serta dapat merasakan langsung layanan brand dan produk Anda sebelum memutuskan untuk membeli.