23 Istilah dalam Digital Marketing, Cek di Sini! Highlights Definisi digital marketing: strategi pemasaran produk melalui platform digital seperti mesin pencari, media sosial, dan email untuk menjangkau audiens secara online. Istilah dalam digital marketing: Digital marketing meliputi teknik seperti SEO hingga PPC untuk mempromosikan produk secara online. Metrik penting: Metrik seperti CPC, CTR, ROI, dan Engagement Rate digunakan untuk mengukur efektivitas dan keberhasilan kampanye digital. Strategi efektif: Strategi seperti A/B Testing, Retargeting, hingga Lookalike membantu meningkatkan keterlibatan dan konversi audiens. Dalam era bisnis saat ini, sudah sewajarnya para pengusaha peka dengan perkembangan teknologi untuk mengembangkan bisnis, seperti misalnya paham berbagai istilah dalam digital marketing. Salah satunya adalah perkembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk strategi, usaha, atau kiat pemasaran bisnis yang semakin efisien dan efektif. Di tahun-tahun terakhir ini, sudah banyak sekali bisnis yang memanfaatkan digital marketing dalam kiat pemasarannya. Namun, tentu sebelum mengaplikasikannya, Anda sebagai pebisnis perlu memahami istilah-istilah yang terdapat di dalam digital marketing. Apa Itu Digital Marketing? Jika mengutip dari American Asociation Marketing, Digital Marketing adalah suatu bentuk pemasaran yang berpusat pada metode melalui perangkat elektronik/digital. Seperti komputer hingga handphone, dengan memanfaatkan internet untuk pemasaran digitalnya. Sehingga pemasaran produknya bisa lebih efisien dibanding dengan pemasaran offline. Berbagai wadah yang biasa ditempati oleh digital marketing antara lain; situs web, mesin pencari, blog, media sosial, video, email, dan saluran serupa untuk menjangkau pelanggan. Sehingga apabila Anda sudah mengetahui pengertian tentang digital marketing, selanjutnya Anda juga perlu untuk mengetahui berbagai istilah dalam digital marketing. Memahami perjalanan pembelian konsumen dan digital funnel adalah langkah pertama dalam menyusun strategi campaign pemasaran digital yang efektif. Memangnya apa saja istilah yang wajib Anda ketahui? Baca Juga: Perbedaan Online Marketing dan Digital Marketing, Apa Saja? 1. Cost Per Acquisition (CPA) Cost Per Acquisition (CPA) adalah ukuran biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pelanggan baru yang mengklik tautan dan melakukan aktivitas pembelian di web bisnis Anda. Rumus: CPA = Total Biaya Kampanye ÷ Jumlah Konversi Dengan kata lain, CPA adalah pengembalian dari investasi pemasaran, khususnya, total pengeluaran untuk digital marketing atas total konversi front-end. CPA adalah pengukuran berbasis penjualan dan prospek, yaitu berbeda dari pengertian cost per impression (CPI) dan cost per click (CPC). Sementara CPI dan CPC didasarkan pada traffic publik, CPA justru didasarkan dari tindakan Lead Generation. CPA adalah nilai rata-rata sehingga mencakup seluruh strategi. Semakin kecil semakin baik. Meskipun tidak identik, CPA setara dengan Return On Investment (ROI) karena CPA dapat menjadi indikator awal keberhasilan campaign digital marketing jangka panjang terkait Lead Generation. Setiap campaign memiliki tujuan, sehingga beberapa harus memiliki CPA tinggi atau bahkan nol karena tujuan mereka bukan untuk menjual tetapi untuk menarik arahan atau basis pemasaran ulang. 2. Lead Generation Lead Generation sendiri adalah usaha untuk menarik dan mengubah calon pelanggan potensial menjadi pelanggan tetap bisnis Anda. Biasanya dalam lead generation, dimaksimalkan dengan formulir pendaftaran ataupun juga melalui konten yang menarik. 3. Cost Per Click (CPC) Cost Per Click (CPC) adalah sebuah biaya yang dikeluarkan oleh seorang pengiklan untuk setiap klik pada iklan mereka. Istilah CPC ini cukup familiar bagi para pelaku digital marketing, karena selama proses pemasaran digital Anda akan sepenuhnya disodorkan oleh berbagai data analitik, salah satunya CPC tersebut. Rumus: CPC = Total Biaya Iklan ÷ Jumlah Klik CPC biasanya dipakai untuk mengetahui seberapa besar budget yang dikeluarkan oleh seorang pengiklan hanya untuk mendapatkan satu klik pada iklan yang telah dibuat. Hal ini akan mempengaruhi keputusan strategi iklan nantinya. Seperti menganalisa jenis iklan/campaign apa yang bisa mendatangkan banyak klik, namun memiliki biaya yang lebih murah. 4. Click Through Rate (CTR) Click Through Rate adalah persentase orang yang mengklik iklan dibandingkan dengan jumlah orang yang melihatnya. Hal ini dapat mengukur seberapa efektif iklan Anda dapat menarik perhatian para calon pelanggan yang sudah ditargetkan sebelumnya. Semakin banyak click maka akan semakin bagus. Namun ketika impresi iklan Anda tinggi tapi click yang didapatkan justru sangat rendah, maka ada yang perlu dipelajari dalam konten iklan Anda. Rumus: CTR = (Jumlah Klik ÷ Jumlah Tampilan) × 100 Mengapa mereka hanya melihat, tapi tidak mengklik? Bisa jadi jawabannya adalah iklan Anda tidak cukup kuat untuk menjual produknya, iklan Anda tak cukup kuat untuk mengubah calon pelanggan dari menikmati menjadi penasaran/membeli. Maka dari itu viral saja tidak cukup, tetapi Anda juga perlu kualitas konten atau copywriting iklan yang kuat untuk mempengaruhi pembeli untuk mengklik lebih lanjut. 5. Pay Per Click (PPC) Pay Per Click (PPC) adalah model iklan di mana pengiklan membayar setiap kali iklan mereka diklik oleh pengguna. Biasanya PPC digunakan untuk kebutuhan iklan seperti di Google Ads atau media sosial. Namun sebenarnya yang membedakan PPC dan CPC yaitu pada fungsi keduanya saja. Rumus: CPC = Total Biaya Iklan ÷ Jumlah Klik 6. Conversion Rate Conversion rate adalah persentase pengunjung iklan yang melakukan tindakan yang pengiklan inginkan, seperti pembelian atau pendaftaran. Hal ini bisa digunakan untuk mengukur efektivitas suatu situs web atau campaign yang sedang dijalankan oleh tim marketing Anda. Rumus: Conversion Rate = (Jumlah Konversi ÷ Jumlah Pengunjung) × 100 7. Retargeting Retargeting adalah suatu istilah yang digunakan saat pengiklan (Anda) menargetkan kembali iklan kepada pengguna yang sebelumnya sudah mengunjungi situs web Anda, tetapi belum melakukan konversi. Hal ini dapat membantu Anda untuk meningkatkan konversi suatu produk menjadi lebih efektif dan efisien. Retargeting bisa dibilang cukup efektif karena menyasar para pengguna yang memang sudah tertarik pada produk Anda, tetapi mungkin belum ingin membelinya saat itu. Apabila mereka mengklik atau mengunjungi iklan Anda, mereka sebenarnya telah tertarik. Hanya saja mereka mungkin akan melakukan pembelian di waktu yang lain. Setidaknya Anda sudah mendapatkan data pasti bahwa seberapa besar iklan tersebut menarik untuk calon pelanggan yang ditargetkan. Kemudian melakukan retargeting untuk mengingatkan kembali pada mereka, “Hi! Kamu kemarin mampir loh, yuk mampir lagi untuk membeli produk ini!” 8. Ad Spend Ad Spend (Advertising Spend) adalah istilah yang berfokus pada jumlah budget yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan/pengiklan untuk campaign iklan atau pemasaran. Ini mencakup semua biaya yang terkait dengan menjalankan iklan, baik itu di platform digital seperti Google Ads, Facebook Ads, atau media tradisional seperti televisi, radio, atau billboard. Baca Juga: Iklan Advertorial untuk Pemasaran, Ada Apa Aja? 9. A/B Testing A/B Testing adalah suatu istilah dalam digital marketing berupa metode eksperimen yang digunakan untuk membandingkan dua versi iklan berbeda dengan produk yang sama secara bersamaan. Seperti halaman web, iklan, email, atau aplikasi untuk menentukan mana yang lebih efektif dalam mencapai tujuan tertentu, seperti meningkatkan tingkat konversi, klik, atau interaksi. Contoh: Jika Anda memiliki dua versi halaman arahan untuk sebuah produk: Versi A dengan warna tombol “Beli Sekarang” berwarna biru. Versi B dengan warna tombol “Beli Sekarang” berwarna merah. A/B testing akan mengukur mana dari kedua versi tersebut yang lebih banyak menghasilkan konversi atau klik pada tombol “Beli Sekarang”. 10. Impression Impression sebagai salah satu istilah dalam digital marketing merujuk pada jumlah kali iklan, konten, atau elemen pemasaran lainnya ditampilkan kepada pengguna atau audiens. Setiap kali iklan atau konten muncul di layar pengguna, itu dihitung sebagai satu impression, meskipun pengguna tidak mengklik atau berinteraksi dengan iklan tersebut. Jika iklan Anda ditampilkan 2.000 kali di halaman hasil pencarian Google atau media sosial, maka jumlah impression iklannya adalah 2.000. 11. Bounce Rate Bounce Rate adalah persentase pengunjung yang meninggalkan situs/iklan Anda setelah melihat hanya satu halaman, tanpa berinteraksi lebih lanjut dengan halaman lainnya. Dengan kata lain, mereka “memantul” atau keluar dari situs tanpa menavigasi ke halaman lain. Rumus menghitungnya: Bounce Rate = (Pengunjung Satu Halaman ÷ Total Pengunjung) × 100 12. Return on Investment (ROI) Return on Investment (ROI) adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi berapa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. ROI membantu pengiklan untuk menilai efektivitas suatu strategi pemasaran, serta untuk membuat keputusan yang lebih efektif dari segi budget di kesempatan berikutnya. Rumus ROI: ROI = ((Pendapatan dari Investasi – Biaya Investasi) / Biaya Investasi) × 100 13. Google Analytics Google Analytics adalah sebuah tools analisis web gratis dari Google yang memungkinkan pemilik situs web untuk melacak dan menganalisis data pengunjung situs mereka. Tools ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana pengunjung berinteraksi dengan situs web Anda, sehingga dapat membantu seorang pengiklan menghimpun data yang diperoleh. 14. Brand Awareness Brand Awareness adalah bentuk indikator atau strategi pemasaran agar konsumen lebih mengenal dan mengingat sebuah merek bisnis Anda Karena semakin mereka mengenal merek Anda, maka semakin besar pula kemungkinan mereka untuk membeli produk atau layanan Anda di masa depan. Baca Juga: Cara Tingkatkan Brand Awareness yang Efektif 15. Organic Traffic Organic Traffic yaitu suatu aktifitas aktif yang berasal dari hasil pencarian alami di mesin pencari seperti Google, Bing, atau Yahoo, tanpa melalui iklan berbayar. Artinya, pengunjung menemukan situs/produk Anda melalui pencarian yang relevan dengan kata kunci yang Anda targetkan. 16. Call to Action (CTA) Call to Action (CTA) adalah bagian dari suatu iklan yang menjadi gerbang awal untuk mengajak atau mengarahkan calon pelanggan Anda sesuai target yang diinginkan. Ketika calon pelanggan sudah melihat iklan yang Anda buat, selanjutnya Anda ingin mengarahkan mereka untuk melakukan tindakan apa? Apakah membeli, mengisi formulir, mendaftar, atau menyebarkan ulang informasi yang mereka dapat? CTA harus sangat menarik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah campaign. 17. Search Engine Optimization (SEO) Bentuk gerbang awal dari organic traffic yang tadi sudah kita bahas salah satunya bisa melalui strategi Search Engine Optimization (SEO). Yaitu seorang pengiklan menargetkan kata kunci yang paling relevan/sering dicari oleh para calon pelanggan Anda secara spesifik. Sehingga Anda mengarahkan mereka untuk mengklik iklan organik yang telah dibuat, sesuai kata kunci yang sudah disiapkan dalam website perusahaan Anda. 18. Search Engine Marketing (SEM) Berbeda dengan SEO, Search Engine Marketing (SEM) adalah bentuk iklan dengan cara yang hampir sama, namun bedanya yang satu ini mengeluarkan budget iklan alias berbayar. Jadi seorang pengiklan akan membayar pada Google, Meta, atau sejenisnya untuk memasarkan produk yang ingin Anda jual. Harapannya, para calon pelanggan Anda akan lebih mudah mendapatkan informasi tentang produk Anda karena iklan itu sendiri lah yang akan menghampiri calon pelanggan paling potensialnya. Biasanya, semakin susah atau kompetitif suatu produk Anda, maka akan semakin mahal Cost Per Click (CPC) yang harus dibayar pengiklan. 19. Engagement Rate Engagement Rate adalah sebuah metrik yang digunakan untuk mengukur tingkat interaksi pengguna dengan iklan yang dipublikasikan di suatu platform digital. Metrik ini menunjukkan seberapa banyak audiens yang berinteraksi dengan konten Anda, seperti likes, comments, shares, dan clicks, dibandingkan dengan total pengikut atau jangkauan kontennya. Rumusnya: Engagement Rate = (Total Interactions / Total Followers or Reach) × 100 20. Cost Per View (CPV) Cost Per View (CPV) adalah metrik yang digunakan pada sebuah iklan digital untuk mengukur berapa besar biaya yang dibayar pengiklan setiap kali iklan video mereka dilihat oleh pengguna. Analitik menyoal CPV ini sering kali diperlihatkan dalam platform iklan video seperti YouTube, Instagram, Tiktok, bahkan Facebook. 21. Lookalike Audience Fitur Lookalike Audience di platform Facebook adalah opsi penargetan pelanggan lanjutan dalam hal layanan periklanan yang berdasarkan minat, perilaku, dan data demografis. Lookalike Audience memberikan kemampuan untuk menemukan orang-orang baru berdasarkan kemiripan mereka dengan pelanggan tetap Anda. Caranya adalah dengan menggunakan sampel pelanggan Anda untuk meraih calon pelanggan baru, dengan persentase orang-orang di negara atau daerah lokal bisnis tertentu yang dituju. Fitur Lookalike Audience Pengguna Facebook menonton sekitar 100 juta jam video di Facebook setiap harinya. Serupa dengan AI, fitur ini akan secara otomatis menemukan pelanggan yang menonton video seperti video pemasaran milik bisnis Anda. Menyiapkan calon pelanggan yang mirip dengan pelanggan-pelanggan di daftar email bisnis Anda dan menggunakannya sebagai sumber untuk menemukan calon pelanggan yang serupa. Menemukan calon pelanggan yang serupa dengan pelanggan tetap yang menyukai halaman Facebook bisnis Anda. Jika Anda memiliki banyak penggemar halaman Facebook dan mereka aktif terlibat dengan posting-an Anda, Lookalike Audience adalah fitur yang tepat untuk menemukan target calon pelanggan yang serupa. Baca juga: Affiliate Marketing dan Tips Menjalankannya Dalam Bisnis 22. Quality Score Quality Score adalah peringkat dari Google AdWords yang menyediakan ringkasan data relevansi dan kualitas kata kunci (keywords) yang digunakan dalam kampanye Pay Per Cliks (PPC). Sebagian besar Quality Score ditentukan oleh Click-Through Rates (CTR) yang diharapkan, relevansi Ad Copy, kualitas dan relevansi Landing Page, dan faktor-faktor lainnya. Memahami Quality Score bisnis Anda penting, karena: Jika Anda meningkatkan Quality Score Anda, itu dapat menurunkan Cost Per Click (CPC) bisnis Anda. Jika Anda menurunkan CPC, itu dapat meningkatkan pendapatan Anda dan membantu Anda menurunkan Cost Per Acquisition (CPA) Iklan dengan posisi teratas dapat dipastikan memiliki Quality Score yang tinggi. Sebaliknya, Quality Score yang rendah dapat membuat posisi iklan rendah atau bahkan tidak muncul sama sekali. Baca Juga: 7 Strategi Pemasaran Produk yang Harus Anda Coba, Apa Saja? 23. Pemasaran Kontekstual (Contextual Marketing) Istilah ini berfungsi memberikan konten yang tepat pada saat yang tepat berdasarkan preferensi klien atau pelanggan potensial. Dengan menggunakan pertimbangan target perilaku pelanggan dan membangkitkan kesadaran brand (Brand Awareness), pemasaran kontekstual memberikan hasil yang lebih efektif. Ini meningkatkan keakuratan target iklan Anda berdasarkan informasi dari publik seperti hasil pencarian terbaru dan riwayat web yang biasa diakses melalui mesin pencari seperti Google dan lainnya. Tujuannya jelas untuk menawarkan produk dan jasa bisnis Anda kepada target pelanggan. Manfaat Pemasaran Kontekstual bagi Pemasar: 1. Efektivitas Biaya Anda sebagai pemasar tidak memerlukan dana investasi besar. Anda hanya perlu mengumpulkan data yang tepat dalam alat yang biasa disebut Customer Relationship Management (CRM). 2. Target Traffic Dengan berfokus pada perilaku dan demografi tertentu, Anda dapat memberikan prospek bisnis Anda saat calon pelanggan akan membuat keputusan pembelian. 3. Pengalaman Pelanggan (User Experience) yang Disempurnakan Pemasaran kontekstual sangat dipersonalisasi, pesan pemasaran akan dikirim ke konsumen secara tepat waktu dan diposisikan secara strategis. Ini lebih efisien dibandingkan Anda “membombardir” mereka dengan pesan pemasaran yang sebenarnya tidak mereka inginkan. 4. Peningkatan Keterlibatan Pelanggan Anda tidak hanya bisa memperkenalkan brand Anda di depan pelanggan. Namun Anda dapat mendorong partisipasi aktif pelanggan terhadap brand Anda. 5. Tidak Mengganggu Konsumen Dengan waktu dan kondisi yang tepat, kiat pemasaran Anda tidak tampak seperti iklan pada umumnya. Pesan pemasaran Anda justru akan muncul sebagai solusi untuk masalah para konsumen. 6. Penjualan dan Pendapatan Lebih Besar Pemasaran Anda dikondisikan dan dipersonalisasi dengan target yang tepat, tingkat konversi akan lebih tinggi dan penjualan akan meningkat. Mekari Jurnal untuk Memaksimalkan Budget Digital Marketing Anda Berikut adalah berbagai istilah dalam digital marketing yang perlu Anda ketahui dan pahami. Tujuan utamanya jelas untuk bisa menurunkan CPA dan meningkatkan konversi pada bisnis. Namun berbicara mengenai pendapatan, maka Anda harus melaporkannya secara formal melalui Laporan Keuangan atau lebih tepatnya Laporan Laba Rugi. Anda membutuhkan alat yang bisa mencatat transaksi-transaksi bisnis dan mengolahnya menjadi laporan keuangan yang berguna untuk salah satunya sebagai alat evaluasi bisnis. Dengan software akuntansi Mekari Jurnal, hal-hal tersebut bisa tertangani dengan mudah, instan, dan aman. Salah satunya, laporan laba rugi akan diolah secara otomatis sehingga Anda bisa mengetahui pergerakan biaya operasional dan Harga Pokok Penjualan usaha Anda dengan mudah dan mendetail. Berikut Guidebook dan Videoguide laporan laba rugi yang terdapat di Mekari Jurnal. Segera pelajari dan miliki software akuntansi Mekari Jurnal untuk membantu akselerasi bisnis Anda.