Daftar Isi

Permudah Rekonsiliasi dengan Aplikasi Pencocokan Transaksi

Tayang 15 Jul 2024
Diperbarui 17 Des 2024
Di tulis oleh: Sely Ananda Sely

Sudah menjadi rahasia umum bahwa laporan keuangan dalam sebuah bisnis atau perusahaan merupakan hal yang penting. Laporan keuangan memiliki berbagai macam fungsi, salah satunya sebagai acuan rekonsiliasi bank terhadap transaksi keuangan perusahaan.

Rekonsiliasi adalah penetapan pos-pos yang diperlukan untuk mencocokkan saldo masing-masing dari dua akun atau lebih yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya.

Bila dikaitkan pada bank, maka rekonsiliasi bank adalah kegiatan analisis yang dilakukan untuk mencocokkan saldo pada akun kas bank dan juga akun kas perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan saldo kas uang yang disesuaikan.

Apa Saja Bentuk Rekonsiliasi Bank?

Dibedakan berdasarkan tujuannya, rekonsiliasi bank dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

  • Rekonsiliasi bank dengan tujuan pelaporan keuangan dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan.
  • Rekonsiliasi bank dengan tujuan pengendalian saldo kas seharusnya dilakukan setiap bulan.

Sedangkan berdasarkan bagiannya, rekonsiliasi bank juga dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian bank dan bagian perusahaan.

Pada bagian bank, rekonsiliasi dimulai dari saldo kas menurut rekening bank dan berakhir pada saldo yang telah disesuaikan.

Sebaliknya pada bagian perusahaan, rekonsiliasi dimulai dengan saldo kas menurut catatan perusahaan dan kemudian berakhir dengan saldo yang telah disesuaikan – dengan catatan, kedua jumlah saldo tersebut harus sama.

Keperluan transaksi bisnis begitu banyak hingga membuat kewalahan ketika merekonsiliasi saldo akuntansi dengan bank? Butuh aplikasi pencocokan transaksi? Lebih mudah kelola transaksi bisnis dengan rekonsiliasi otomatis dan Cashlink Transfer dari Jurnal

Faktor Apa Saja yang Mendorong Perlunya Rekonsiliasi Bank?

Rekonsiliasi bank merupakan langkah penting dalam proses akuntansi untuk memastikan bahwa saldo rekening bank yang dicatat oleh perusahaan sesuai dengan saldo yang tercatat di laporan bank. Proses ini tidak hanya berfungsi sebagai alat kontrol keuangan, tetapi juga untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Dalam praktiknya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara saldo di pembukuan perusahaan dan saldo bank, sehingga mengharuskan dilakukan rekonsiliasi. Berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai faktor-faktor tersebut.

1. Cek yang Masih Beredar

Cek yang masih beredar menjadi salah satu penyebab utama perbedaan saldo antara catatan perusahaan dan laporan bank. Kondisi ini terjadi ketika perusahaan mengeluarkan cek sebagai alat pembayaran kepada supplier atau kreditur, dan mencatatnya sebagai pengurangan saldo kas dalam pembukuan perusahaan. Namun, hingga waktu tertentu, pihak penerima cek belum mencairkannya ke bank.

Mengapa Ini Terjadi?

  • Penerima cek mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mencairkan cek tersebut.
  • Penerima belum sempat menyetorkan cek ke rekening mereka.
  • Dalam beberapa kasus, cek ditunda pencairannya hingga waktu tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Dampaknya pada Rekonsiliasi: Cek yang belum dicairkan oleh pihak penerima akan menyebabkan saldo di laporan bank lebih besar daripada saldo yang tercatat di buku perusahaan. Untuk itu, saat melakukan rekonsiliasi, perlu mencatat cek yang masih beredar sebagai penyesuaian.

Solusi:

  • Perusahaan perlu memantau cek yang sudah dikeluarkan secara berkala.
  • Mencatat cek yang masih beredar dalam daftar rekonsiliasi dan memastikan bahwa catatan tersebut sesuai dengan laporan keuangan.

2. Setoran dalam Perjalanan

Setoran dalam perjalanan merupakan kondisi di mana perusahaan telah melakukan setoran uang tunai atau cek ke rekening bank, tetapi setoran tersebut belum tercatat dalam laporan bank. Biasanya, hal ini terjadi karena setoran dilakukan mendekati akhir hari kerja, sehingga bank belum sempat memprosesnya.

Penyebab Umum:

  • Setoran dilakukan di luar jam operasional bank.
  • Proses administrasi bank memerlukan waktu lebih lama.
  • Kesalahan teknis dalam pemrosesan setoran oleh pihak bank.

Dampaknya pada Rekonsiliasi: Setoran yang masih dalam perjalanan akan membuat saldo di laporan bank lebih kecil daripada saldo yang tercatat di pembukuan perusahaan. Akibatnya, perusahaan perlu melakukan penyesuaian untuk mencerminkan setoran yang belum diproses.

Solusi:

  • Pastikan semua setoran tercatat dengan benar dalam pembukuan perusahaan.
  • Konfirmasi dengan bank mengenai status setoran yang belum tercatat.

3. Cek Kosong

Cek kosong terjadi ketika perusahaan menerima cek dari pelanggan sebagai pembayaran piutang usaha, tetapi saat dicairkan di bank, ternyata saldo pengirim cek tidak mencukupi. Akibatnya, cek tersebut tidak dapat diuangkan.

Mengapa Ini Menjadi Masalah?

  • Pihak pelanggan mungkin tidak memiliki saldo yang cukup di rekeningnya.
  • Kesalahan teknis dalam penulisan cek, seperti jumlah yang salah atau tanda tangan tidak sesuai.
  • Cek sengaja diterbitkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tanpa dana yang memadai.

Dampaknya pada Rekonsiliasi: Ketika cek kosong tidak segera teridentifikasi, perusahaan akan mencatat pendapatan berdasarkan cek tersebut, sehingga saldo kas di pembukuan menjadi lebih besar daripada saldo sebenarnya di bank. Hal ini perlu diperbaiki melalui jurnal koreksi.

Solusi:

  • Periksa validitas cek sebelum mencatatnya dalam pembukuan.
  • Hubungi pelanggan untuk menyelesaikan pembayaran dengan cara lain jika cek kosong ditemukan.

4. Wesel Tagih dan Pendapatan Bunga

Bank sering kali menangani wesel tagih (promissory notes) dan bunga yang terkait dengan saldo rekening perusahaan. Informasi mengenai penerimaan wesel dan bunga ini biasanya baru tersedia dalam laporan bank di awal bulan berikutnya. Akibatnya, perusahaan tidak segera mencatat transaksi tersebut dalam pembukuan.

Bagaimana Ini Terjadi?

  • Bank mengkreditkan bunga atau menyelesaikan penagihan wesel tanpa pemberitahuan langsung kepada perusahaan.
  • Waktu pelaporan bank tidak sinkron dengan pencatatan perusahaan.

Dampaknya pada Rekonsiliasi: Pendapatan bunga atau wesel yang ditagih oleh bank dapat menyebabkan saldo di laporan bank lebih besar dibandingkan saldo di buku perusahaan, hingga perusahaan melakukan penyesuaian.

Solusi:

  • Perusahaan perlu mencocokkan laporan bank dengan pembukuan secara berkala.
  • Lakukan penyesuaian dengan mencatat pendapatan bunga atau wesel dalam jurnal keuangan.

5. Biaya Administrasi dan Layanan Bank

Bank sering kali membebankan biaya administrasi atas berbagai layanan, seperti biaya transfer, pencetakan buku rekening, penarikan melalui kliring, dan lain-lain. Biaya ini biasanya langsung didebet dari rekening perusahaan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Penyebab:

  • Penggunaan layanan bank yang memerlukan biaya tambahan.
  • Kesepakatan antara bank dan perusahaan mengenai layanan yang digunakan.

Dampaknya pada Rekonsiliasi: Biaya administrasi yang langsung didebet oleh bank akan menyebabkan saldo di laporan bank lebih kecil dibandingkan saldo di buku perusahaan. Hal ini memerlukan penyesuaian dalam pembukuan perusahaan.

Solusi:

  • Selalu periksa rincian biaya dalam laporan bank setiap bulan.
  • Catat semua biaya administrasi dalam pembukuan perusahaan untuk menjaga akurasi.

6. Kesalahan Pencatatan atau Human Error

Kesalahan pencatatan, baik dari pihak perusahaan maupun bank, adalah hal yang tidak dapat dihindari. Kesalahan ini dapat mencakup kesalahan penulisan jumlah, kelalaian dalam mencatat transaksi, atau duplikasi pencatatan.

Contoh Kesalahan:

  • Perusahaan mencatat pembayaran sebesar Rp10.000.000, tetapi jumlah sebenarnya adalah Rp1.000.000.
  • Bank salah mencatat transaksi transfer masuk sebagai transfer keluar.

Anda juga bisa baca artikel tentang 3 Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Proses Rekonsiliasi.

Dampaknya pada Rekonsiliasi: Kesalahan ini dapat menyebabkan perbedaan saldo yang signifikan antara laporan bank dan pembukuan perusahaan. Untuk memperbaikinya, diperlukan jurnal koreksi.

Solusi:

  • Lakukan audit internal secara rutin untuk memastikan akurasi pembukuan.
  • Segera hubungi bank untuk memperbaiki kesalahan pencatatan di pihak mereka.

7. Perubahan Saldo Akibat Transaksi Otomatis

Transaksi otomatis seperti pemotongan untuk pinjaman atau pembayaran rutin lainnya juga dapat memengaruhi saldo rekening perusahaan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Jika perusahaan tidak mencatat transaksi ini, maka akan terjadi perbedaan dalam laporan keuangan.

Dampaknya pada Rekonsiliasi: Saldo bank akan lebih kecil daripada saldo di pembukuan perusahaan jika transaksi ini tidak segera tercatat.

Solusi:

  • Selalu pantau laporan bank secara berkala.
  • Pastikan semua transaksi otomatis dicatat dalam pembukuan dengan benar.

Baca Juga: Fitur Cash Link Jurnal Permudah Proses Rekonsiliasi Bank

Bagaimana Memudahkan Proses Rekonsiliasi Bank Dengan Aplikasi Pencocokan Transaksi?

Rekonsiliasi bank membutuhkan langkah-langkah yang tidak sedikit, sehingga penggunaan aplikasi pencocokan transaksi dianjurkan bagi Anda yang ingin memudahkan dan mengefektifkan proses rekonsiliasi bank ini.

Anda bisa menggunakan aplikasi akuntansi Mekari Jurnal yang memiliki fitur Rekonsiliasi Bank atau Cash Link. Fitur ini memungkinkan Anda untuk melakukan proses rekonsiliasi bank secara otomatis.

Cara kerjanya yaitu dengan mencocokkan data rekening koran dan transaksi di Mekari Jurnal pada halaman yang sama, sehingga Anda tidak perlu melakukan pencatatan rekening koran lagi.

Setelah itu, Anda dapat memasukkan data rekening koran ke dalam Jurnal.

Fitur Import Bank Statement melakukan penarikkan data secara otomatis dengan menghubungkan bank dan akun Mekari Jurnal Anda berkat fitur Direct Feeds.

Klik di sini untuk coba gratis Mekari Jurnal sekarang dengan menghubungi tim kami untuk menjadwalkan demo langsung!

Ikuti akun media sosial resmi dari Mekari Jurnal

WhatsApp Hubungi Kami