Memahami Yield Produksi: Definisi dan Rumus Penting Highlight Yield produksi adalah sebuah indikator yang mengukur berapa banyak bahan baku yang dapat dikonversi menjadi produk jadi sesuai standar kualitas. Semakin tinggi yield, maka semakin rendah pemborosan Berdasarkan beberapa studi dan riset menunjukkan kenaikan yield 1% saja dapat menghemat operasional biaya secara signifikan Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai yield produksi, yaitu bahan baku, SDM, desain proses, dan adopsi teknologi terkini Strategi yang dapat membantu mengoptimalkan yield, yaitu menerapkan sistem manajemen kualitas, pelatihan SDM, modernisasi alat produksi, dan preventive maintenance Memahami dan mengetahui bagaimana cara mengukur yield produksi dapat menjadi kunci penting dalam membangun lean manufacturing yang optimal. Pada industri manufaktur yang sudah memasuki era modern, metrik ini dapat berperan krusial untuk mengukur seberapa efisien proses produksi bekerja. Yield produksi penting untuk dipelajari karena tidak hanya menentukan tingkat efektivitas konversi bahan baku menjadi produk jadi, namun juga untuk melihat dampaknya terhadap profitabilitas dan daya saing perusahaan. Pahami lebih lanjut dalam artikel dari Mekari Jurnal berikut ini untuk dapat mengimplementasikannya dalam profesional bisnis sehari-hari! Apa Itu Yield Produksi Yield produksi umumnya sering digunakan oleh para profesional khususnya dalam analisis kualitas pada perusahaan manufaktur. Secara teoritis, yield produksi juga dikenal dengan ukuran produksi adalah rasio antara output aktual yang dihasilkan pada proses produksi dibandingkan dengan standar kapabilitas output yang direncanakan. Atau sederhananya, mengindikasikan seberapa mampu proses produksi Anda dalam menghasilkan produk yang optimal dengan jumlah produk yang sudah direncanakan. Dengan kata lain, karena menunjukkan komparasi maka yield produksi akan melaporkan analisisnya dalam bentuk persentase (%). Semakin sempurna nilai kualitas yang didapatkan (mendekati 100%) mengindikasikan bahwa seluruh bahan baku yang diproses berhasil dikonversi menjadi produk jadi yang memenuhi standar kualitas perusahaan dan tanpa adanya pemborosan atau produk cacat. “Yield produksi mengukur efektivitas proses produksi dalam menghasilkan produk sesuai spesifikasi bisnis dari sejumlah bahan baku yang digunakan” – Ir. Hendra Susanto, Pakar Manajemen Produksi Institut Teknologi Bandung Contoh Sederhana Yield Produksi Sebuah pabrik pengolahan makanan memproses 1000 kg tepung untuk membuat biskuit. Total produk yang dapat dihasilkan dari mengolah bahan baku tersebut adalah 850 kg biskuit yang memenuhi standar kualitas. Lalu, berapa yield produksi dari proses pengolahan produk makan biskuit tersebut? Berdasarkan perhitungan di atas, maka perusahaan sukses mencapai angka yield produksi sebesar 85%, di mana 15% di antaranya mungkin gagal untuk mencapai produk jadi karena beberapa faktor, seperti menjadi limbah proses, atau tidak memenuhi standar kualitas. Bagaimana bisa mendapatkan jumlah persentase ini? Rumus Yield Produksi Untuk dapat mengukur yield produksi secara akurat, terdapat beberapa rumus yang digunakan sesuai konteks industri manufaktur, karakteristik, dan aspek yang ingin diukur. 1. Rumus Sederhana Yield Produksi Adapun, rumus paling sederhana untuk mengukur yield produksi seperti contoh soal sebelumnya adalah: Yield Produksi (%) = Output Aktual ÷ Output Teoritis × 100% Catatan: Output aktual mengacu pada jumlah produk yang berhasil diproduksi dan memenuhi standar kualitas Output teoritis mengacu pada jumlah produksi yang direncanakan berdasarkan input yang tersedia Baca Juga: Cycle Time dan Lead Time dalam Produksi: Apa Saja Perbedaannya? Selain rumus sederhana di atas, terdapat beberapa rumus perhitungan yield produksi yang digunakan, seperti: 2. Rumus Yield Berdasarkan Berat atau Volume Beberapa industri manufaktur khusus menggunakan satuan berat atau volume untuk mengukur kualitas produksinya, seperti industri makanan, farmasi, dan produk kimia, dengan rumus: Yield Produksi = Berat Produk Jadi ÷ Berat Bahan Baku × 100% Contohnya, sebuah pabrik keripik memproses 500 kg kentang mentah dan menghasilkan 300 kg keripik kentang dengan memenuhi standar kualitas. Jika menggunakan rumus berdasarkan berat, maka yield produksinya adalah dengan membagi berat produk jadi dengan berat bahan baku, yaitu 300 kg ÷ 500 kg × 100% = 60% Yield produksi dari pabrik keripik adalah 60% dengan 40% sisanya terbuang sebagai kulit kentang, kentang yang rusak, atau keripik yang tidak memenuhi standar. Baca Juga: Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Manufaktur 3. First Pass Yield (FPY) Sebagian perusahaan manufaktur juga mengukur persentase unit yang berhasil melalui seluruh proses produksi tanpa pengerjaan ulang, dengan rumus: FPY (%) = Jumlah Unit Baik ÷ Total Unit Diproduksi × 100% Contohnya, sebuah pabrik elektronik memprediksi dapat memproduksi 10.000 unit kabel USB dalam sebulan. Dari jumlah tersebut, 9.200 unit berhasil memenuhi standar kualitas pada percobaan pertama, kemudian 500 unit memerlukan rework, dan 300 unit mengalami cacat produk. Untuk dapat menilai yield produksi keseluruhan, maka menggunakan rumus FPY di mana 9.200 + 500 ÷ 10.000 × 100% = 97% Pentingnya Yield Produksi Salah satu fungsi utama dari mengukur yield produksi adalah untuk mengetahui besaran operasional perusahaan dalam mengelola proses produksi dengan melihat konversi produk jadi dari pengolahan bahan baku. Jika menghasilkan standar kualitas yang tinggi, itu artinya perusahaan berhasil menekan pemborosan dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kedua aspek ini sudah cukup untuk meningkatkan rasio profitabilitas bisnis secara signifikan. “Dalam perspektif manajemen biaya, peningkatan yield produksi sebesar 1% saja dapat menghasilkan penghematan yang signifikan bagi perusahaan.” – Dr. Ratih Kusumastuti, Konsultan Manufaktur dan Dosen Universitas Indonesia Selain itu, yield produksi juga dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat pengendalian dan stabilitas proses produksi selama berlangsung, di mana jika terjadi fluktuatif menandakan masalah dalam produksi yang perlu diselidiki lebih lanjut. Faktor yang Mempengaruhi Yield Produksi Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya nilai perhitungan kualitas produksi, di antaranya: Kualitas bahan baku yang tinggi menjadi faktor fundamental yang mempengaruhi nilai dari yield produksi karena mampu mengurangi tingkat reject dan waste Desain proses produksi, di mana jika terlalu kompleks atau tidak terstandarisasi dengan baik cenderung menghasilkan variasi yang lebih besar dalam output Faktor manusia, seperti keterampilan, pengetahuan, motivasi, serta efektivitas manajemen Kondisi lingkungan, seperti suhu, kelembaban, dan kualitas udara Perubahan permintaan pasar dan preferensi konsumen Baca Juga: Proses Produksi Barang dan Jasa: Contoh dan Cara Meningkatkannya Tips untuk Meningkatkan Yield Produksi Ada beberapa tips dan strategi yang bisa Anda terapkan untuk dapat meningkatkan nilai yield produksi perusahaan Anda. 1. Menerapkan Sistem Manajemen Kualitas Memiliki sistem manajemen kualitas yang kuat dapat menjadi kunci fundamental dalam membangun proses produksi yang matang. Beberapa sistem seperti ISO 9001, Six Sigma, dan Total Quality Management dapat berperan signifikan dalam meningkatkan yield produksi pada beberapa industri manufaktur. Hal ini pernah dilakukan oleh PT. Sharp Semiconductor Indonesia yang menerapkan lean six sigma dalam proses produksinya. Hasilnya, yield produksi yang semula 92.17% naik menjadi 99,88% dari target manajemen yang sama yaitu 99,88%. Dampaknya, perusahaan dapat menghemat biaya dari proses perbaikan ini sebesar USD 5.894 per bulan. Baca Juga: Penerapan Sistem Manajemen Mutu dalam Menjalankan Bisnis 2. Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja Pemilik bisnis juga bisa berinvestasi kepada SDM dengan memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan tenaga kerja. Contohnya, seperti operator produksi yang dapat mengidentifikasi masalah potensial dengan lebih cepat dan tepat, serta mengatasinya dengan sigap. 3. Modernisasi Peralatan dan Teknologi Teknologi di masa kini mengalami perkembangan yang cukup pesat, maka tidak menjadi hal yang kaget jika dapat berpotensi meningkatkan yield secara signifikan. Industri 4.0 sudah mengembangkan berbagai inovasi untuk mendukung operasional manufaktur, mulai dari otomasi, sensor canggih, dan teknologi AI yang dapat mengurangi intervensi dan konsistensi manual. 4. Preventive Maintenance Strategi ini bertujuan untuk membangun program pemeliharaan preventif yang terencana dengan baik, mencegah terjadinya kerusakan mesin atau downtime yang tidak direncanakan. Pemeliharaan berkala juga membantu memastikan peralatan dan mesin dapat beroperasi secara optimal. Baca Juga: Material Requirement Planning: Definisi, Manfaat, dan Penerapannya Kesimpulan Yield produksi menjadi indikator yang menjadi kunci dalam mencerminkan efisiensi dan efektivitas proses produksi dengna mengkonversi input menjadi output yang memenuhi standar kualitas. Jika dapat dipahami dengan baik, terukur dengan akurat, dan teroptimasi melalui beberapa strategi yang efektif, membantu pelaku industri yang ingin meningkatkan daya saing dan profitabilitas. Maka dari itu, di era industri 4.0 yang sedang berkembang, optimasi yield produksi menjadi semakin relevan seiring meningkatnya tekanan untuk efisiensi dan keberlanjutan. Melalui kombinasi manajemen kualitas yang baik, pengembangan SDM berkelanjutan, dan adopsi teknologi yang tepat, perusahaan dapat memiliki peluang untuk meningkatkan yield produksi secara signifikan. Selain itu, mengadopsi teknologi pengelolaan keuangan seperti software akuntansi terintegrasi juga berperan besar dalam memperkuat daya saing dan memaksimalkan potensi bisnis. Software akuntansi seperti Mekari Jurnal dapat menjadi solusi terbaik karena di dalamnya Anda dapat mengelola biaya dan anggaran, pelaporan keuangan, hingga proses supply chain management seperti pengadaan, produksi, dan inventaris. Coba sekarang juga dan rasakan manfaatnya! Semoga artikel ini dapat membantu! Tingkatkan Pengelolaan Produksi dengan fitur SCM Mekari Jurnal Sekarang! Referensi: Muhammad Kholil & Tri Pambudi, “Implementasi Lean Six Sigma Dalam Peningkatan Kualitas Dengan Mengurangi Produk Cacat NG Drop di Mesin Final Test Produk HL 4.8 di PT. SSI. Shoplogix, “Strategies for Improving Process Yield”. Precog, “Manufacturing Yield”.